Pada satu titik, Treglia menyadari ia kemungkinan makan 5.000 kalori sehari.
Baca Juga : Jelang Kualifikasi Piala Asia U-23 2020, Ezra Walian Sampaikan Pesan Menyentuh untuk Mendiang Kakeknya
Jadi dia perlu membuat pilihan menuruti asupan kalori yang disarankan aplikasi.
"Saya tidak ingin istri saya menemukan saya mati di tempat tidur suatu pagi karena saya mengalami serangan jantung dalam tidur saya. Saya tidak ingin dia merasa bahwa itu adalah kesalahannya. Saya ingin menjadi sehat sehingga saya bisa memberinya kehidupan yang layak," katanya.
Dia mulai menghitung kalori dengan aplikasi. Hal itu dengan cepat berubah menjadi permainan untuk Treglia, yang kebetulan suka matematika. Selanjutnya, ia meningkatkan teknologinya dengan Fitbit untuk melacak langkahnya.
"Ketika saya pertama kali mulai memakai Fitbit, saya rata-rata berjalan sekitar 3.000 langkah sehari," katanya. Setelah beberapa bulan, ia mulai melihat hasilnya. Pakaiannya mulai longgar dan ia kehilangan sekitar 10 persen dari berat tubuhnya.
"Saya sangat senang ketika angka pertama di timbangan saya turun satu angka. Itu benar-benar menunjukkan kepada saya bahwa saya dapat menyelesaikan perjalanan ini," ucapnya.
Setelah satu setengah tahun, ia memutuskan untuk bergabung dengan gym. Untung sepupunya kebetulan memiliki gelar dalam ilmu olahraga dan merupakan ahli fisiologi olahraga bersertifikat American College of Sports Medicine.
“Dia telah membantu mengoordinasikan dengan dokter apa latihan terbaik untuk saya,” kata Treglia.
Ia kemudian melakukan latihan kardio sebanyak tiga hingga empat kali seminggu, yang membuatnya sukses menurukan berat badan hingga 179, yang membuat berat badannya tersisa 93 kilogram.
“Perubahan pada tubuh saya luar biasa. Ketika saya melihat ke cermin, saya melihat perubahan drastis, terutama di lengan, leher, dan bahu saya,” katanya.
Ia juga menambahkan, olahraga yang dijalaninya telah membantu mengencangkan kulitnya yang sedikit longgar. Namun, semua itu bukan hal yang mudah bagi Treglia.
Ia harus berjuang melawan keinginan untuk mengudap makanan cepat saji yang selalu saja menghantuinya. Tanpa disadari, saat pulang kerja ia masih seringkali mengemudikan mobilnya ke restoran cepat saji.
Untuk menghentikan keinginan mengonsumsi makanan cepat saji, ia membuka aplikasi MyFitnessPal dan melihat berapa kalori yang telah ia konsumsi untuk menyadarkan dirinya agar tak makan berlebihan.
Baca Juga : Ilmuwan asal Spanyol Sebut Lionel Messi Bisa Saja Dikloning, tapi...
"Saya duduk di sana dan menangis karena saya sangat ingin burger dan kentang goreng. Saya merasa seperti pecandu yang tidak bisa mendapatkan apa yang mereka cari," kenangnya.
Ia terus bertahan dan tetap bertekad untuk menurunkan kembali berat badannya hingga menuju ideal. Kini, ia merasa hari-harinya selalu diliputi hal luar biasa. “Selalu ada sesuatu yang baru yang bisa saya lakukan yang tidak bisa saya lakukan sebelumnya.
Saya tidak lagi merasa sebagai objek perhatian semua orang. Ketika saya memasuki sebuah ruangan, saya tidak lagi merasa seperti 'pria gemuk' di ruangan itu," katanya.
Ia tak lagi merasa diadili oleh orang-orang karena berat badannya. Untuk selanjutnya, Treglia bersemangat belajar mengendarai sepeda lagi, berjalan kaki dengan istrinya dalam liburan, dan bangun setiap hari dengan kesempatan hidup baru.
"Jangan mengubah semuanya sekaligus, terutama jika kamu sangat tidak aktif," kata Treglia.
Ia mendorong orang-orang yang bernasib sama dengannya agar membuat perubahan kecil dan membiarkannya berubah menjadi perubahan besar.
"Ini bukan perlombaan untuk mencapai tujuan penurunan berat badan, jadi mengapa menjadikannya seperti itu? Kita semua tidak mendapatkan berat badan ini dalam semalam dan kita tidak akan kehilangannya dengan cara itu," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berkat Aplikasi, Pria Ini Turunkan Berat Badan Hampir 181 Kilogram".
Baca Juga : Klub Asal Polandia Sediakan Kandang Manusia Bagi Suporter Lawan yang Bertandang ke Stadion
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Muhammad Shofii |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR