BolaStylo.com - Kelompok penggiat hak asasi manusia berusaha membujuk Lewis Hamilton untuk ikut menyuarakan keadilan bagi salah satu aktivis bernama Najah Yusuf.
Najah Yusuf merupakan wanita asal Bahrain yang memiliki empat orang anak.
Pada 2017 lalu, Najah menyuarakan aspirasinya melalui media sosial Facebook.
Dalam postingan itu Najah Yusuf mengkritik penyelenggaraan Grand Prix Bahrain. Menurutnya ajang tersebut hanyalahmembersihkan reputasi internasional dan menghapus kepedulian.
Karena postingan tersebut, Najah harus mendekam di penjara selama hampir dua tahun dan mengalami kekerasan seksual di dalam penjara.
"Setiap saat yang saya habiskan di penjara telah menodai reputasi F1 yang telah meninggalkan komitmen mereka pada kebebasan berekspresi dan membiarkan ketidakadilan dilakukan atas nama mereka," tulis Najah Yusuf di media sosial.
Penderitaan yang dialami Najah membuat seorang aktivis untuk yang aktif menyuarakan HAM, Lord Scriven tergerak untuk menemui Lewis Hamilton.
Jika penyelenggara F1 tidak mau menggelar penyelidikan lebih lanjut demi keadilan najah Husein, setidaknya ia bisa berusaha untuk berbicara hati ke hati dengan sang juara bertahan F1.
"Jika F1 tidak bertindak, kami harus berbicara dengan orang seperti Lewis Hamilton," ujar Lord Scriven dilansir dari the Guardian.
"Kami harus melihat ke dalam matanya dan bilang: ‘Lewis, apakah layak mendapatkan jutaan Poundsterling dan berdiri di podium yang bisa saja memunggungi Najah? Kurang dari 24 kilometer seseorang dilecehkan di penjara. Anda, Lewis, memiliki tanggung jawab moral jika pemimpin Anda tidak melakukannya," ujarnya menambahkan.
Daily Brief: Scores killed in Cameroon violence; Bahrain should free Najah Yusuf ahead of @F1 Grand Prix this weekend; another Palestinian medic is shot dead; Turkish nationals go missing in China's Xinjiang province; Burundi schoolgirls set free; more https://t.co/89Gw9QDtR0 pic.twitter.com/DmPjPzS2b3
— Human Rights Watch (@hrw) March 28, 2019
Lord Scriven merasa jika Bahrain menggunakan F1 untuk memoles citra buruk mereka dalam kasus Najah Yusuf.
Sebelumnya Scriven pernah dijanjikan oleh penasihat umum FU, Sacha Woodward-Hill, bahwa olahraga itu akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Namun hingga saat ini janji itu hanyalah sekadar janji manis belaka.
Gelombang unjuk rasa juga sudah sempat membanjiri jalan raya di Bahrain untuk membatalkan penyelenggaraan GP Bahrain.
Sementara itu sesi latihan GP Bahrain tahun ini akan digelar pada, Jumat (29/3/2019). Sesi balapan terakhir akan digelar pada akhir pekan nanti.
Source | : | theguardian.com |
Penulis | : | Katarina Erlita candrasari |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR