BolaStylo.com - Media ternama yang berbasis di Inggris, The Guardian, ikut mewartakan duel timnas Indonesia vs Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Timnas Indonesia akan menghadapi Malaysia pada laga pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (5/9/2019).
Duel antara timnas Indonesia kontra Malaysia menjadi salah satu laga yang paling dinantikan di kalangan pencinta sepak bola.
Pasalnya, rivalitas panjang timnas Indonesia dan Malaysia membuat kedua kesebelasan menampilkan pertandingan sarat gengsi.
Bahkan, panasnya persaingan kedua negara dari rumpun yang serupa ini sampai terdengar ke Benua Eropa.
Baca Juga: Kabar Baik untuk Malaysia soal Kondisi Pemain Jelang Lawan Timnas Indonesia
Media ternama asal Inggris, The Guardian, ikut mengulas panasnya persinggungan laga timnas Indonesia kontra Malaysia.
Dalam artikelnya yang berjudul "Indonesia v Malaysia: a cauldron of passion and an armoured personnel carrier", The Guardian mengulas riwayat pertemuan Indonesia dan Malaysia di masa lalu.
The Guardian mengulas banyak hal terkait rivalitas timnas Indonesia dan Malaysia.
Baca Juga: Presiden FAM Minta Pemain Timnas Malaysia Bersikap Begini Saat Hadapi Timnas Indonesia Malam Ini
Salah satu yang diulas The Guardian adalah pertemuan timnas U-23 Malaysia dengan Indonesia pada ajang SEA Games 2011.
Saat itu panasnya persaingan Indonesia dan Malaysia membuat para pemain Harimau Malaya diangkut mengunakan barracuda untuk menempuh perjalanan dari hotel ke Stadion Gelora Bung Karno.
Tak hanya itu, The Guardian juga menyebut Indonesia sebagai negara dengan suporter berbahaya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola.
Baca Juga: Luis Milla Beri Doa Khusus untuk Timnas Indonesia vs Malaysia Tanding Hari Ini
"Indonesia adalah salah satu negara paling berbahaya di dunia untuk menonton permainan yang indah. Diperkirakan sekitar 70 orang telah terbunuh di atau sekitar pertandingan sepak bola sejak awal 1990-an," demikian tulis The Guardian.
Media yang berpusat di London itu pun membandingan persaingan panas Indonesia vs Malaysia dengan laga antara Persija Jakarta kontra Persib Bandung.
Seperti diketahui perselisihan dari suporter kedua klub tersebut pernah memakan korban hingga menghilangkan nyawa.
Baca Juga: Media Malaysia Soroti Andik Vermansah Usai Buka-bukaan Kekuatan Harimau Malaya
Sementara itu, laga timnas Indonesia vs Malaysia diprediksi akan dihadiri 3.000 fans Harimau Malaya yang datang langsung ke Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Indonesia selaku tuan rumah telah melakukan persiapan dan memastikan keamanan bagi kubu Malaysia terjamin.
Namun, Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Hamidin Mohd Amin, mengaku masih menyimpan kekhawatiran.
"Kami tak khawatir dengan situasi di stadion karena akan banyak personel keamanan baik dari Malaysia maupun Indonesia," kaya Hamidin Mohd Amin, dilansir BolaStylo.com dari The Guardian.
"Namun ada risiko provokasi dan kekacauan yang terjadi di dalam perjalanan," ujar Mohd Amin menambahkan.
Sementara itu, pelatih Malaysia Tan Cheng Hoe justru mengaku termotivasi untuk tampil di tengah padatnya Stadion SUGBK.
Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia 2022
"Saya jadi punya pengalaman berada di stadion yang penuh. Sehingga mereka tahu bagaimana menghadapi situasi yang sulit," ujar dia.
The Guardian juga menyebut bahwa Indonesia ibarat raksasa Asia yang tertidur.
Hal itu dikarenakan Indonesia adalah negara Asia pertama yang lolos ke final Piala Dunia 1938.
Kala itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda, satu daerah penjajahan Belanda.
Baca Juga: Usai Bergabung dengan Persib, Pemain Asing Ini Bicara Soal Bobotoh
Namun, Indonesia belum bisa kembali tampil di panggung global sampai saat ini.
Itulah mengapa The Guardian menjuluki Indonesia sebagai raksasa Asia yang tertidur.
"Raksasa Asia sesungguhnya yang masih tertidur bisa membuat kehebohan dan ini (melawan Malaysia) seharusnya bisa menjadi laga di mana sepak bola Indonesia menguasai headline pemberitaan internasional untuk alasan yang membanggakan," tulis The Guardian.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR