BolaStylo.com - Timnas Indonesia menuai dampak akibat mengalami kekalahan beruntun dari timnas Malaysia.
Timnas Indonesia dipermalukan timnas Malaysia pada laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (5/9/2019).
Pada pertandingan tersebut timnas Indonesia kalah tipis 2-3 dari tim tamu, Malaysia.
Kekalahan ini membuat timnas Indonesia menambah catatan negatif ketika melawan skuad Harimau Malaysia.
Baca Juga: Media Asing Soroti Beto Goncalves Usai Kecewa dengan Suporter Indonesia
Bagaimana tidak, Indonesia mengalami dua kali kekalahan beruntun saat menghadapi Malaysia dua bulan terakhir.
Pada ajang sebelumnya, timnas U-18 Indonesia yang merasakan kalahan 3-4 lewat adu penalti saat bersua Malaysia di babak semifinal Piala AFF U-19 2019.
Kekalahan ini jelas begitu menyakitkan bagi skuat Garuda Nusantara.
Baca Juga: 5 Fakta Laga Timnas Indonesia Vs Malaysia, Ada Ancaman Dilaporkan ke FIFA
Terlebih, hasil minor tersebut diraih Garuda Nusantara bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2019.
Timnas U-18 Indonesia pun gagal membawa pulang trofi juara untuk kado hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Mochamad Supriadi Cs hanya mampu mempersembahkan peringkat ketiga setelah menang telak 5-0 atas Myanmar.
Baca Juga: Beto Goncalves Akui Sikap Suporter Timnas Indonesia Bikin Mental Jatuh
Kekalahan melawan Malaysia rupanya juga dirasakan oleh Indonesia di level senior.
Kegagalan Indonesia melawan Malaysia pada laga perdana Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 akan mempersulit langkah mereka untuk menuju ke fase ketiga.
Nantinya, akan diambil juara dari masing-masing grup dari delapan fase grup kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.
Kemudian, empat runner-up terbaik dari masing-masing grup berhak melaju ke fase ketiga untuk melengkapi slot 12 negara peserta.
Masalahnya, Indonesia sendiri masuk dalam grup yang dihuni negara-negara kuat seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.
Pasukan Simon McMenemy wajib meraih kemenangan pada tiga pertandingan selanjutnya untuk agar bisa melaju ke fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Namun, Indonesia sendiri saat ini juga sedang dihadapkan masalah serius seusai laga melawan Malaysia.
Ya, Indonesia terancam terkena sanksi dari FIFA karena insiden kerusuhan yang terjadi pada laga melawan Harimau Malaya.
Sejumlah oknum suporter Indonesia nekat keluar dari tribune penonton dan menyerang pendukung dari tim tamu.
Siaran Media: FAM Akan Mengemukakan Laporan Insiden di Jakarta Malam Tadi Kepada FIFA & AFC
Baca penuh siaran media di https://t.co/SHehmevNgR#FAM #HarimauMalaya #AsianQualifiers pic.twitter.com/CybBsBnH1f
— FA Malaysia (@FAM_Malaysia) September 6, 2019
Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) berniat melaporkan insiden kerusuhan itu kepada FIFA.
"Kami telah memutuskan untuk mengambil tindakan dan mengumpulkan bukti kuat guna melaporkan kejadian kemarin ke Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC)," demikian bunyi pernyataan FAM pada Jumat (6/9/2019).
Indonesia kini terancam mendapat hukuman denda uang, larangan menghadirkan penonton dalam laga kandang, harus memainkan laga kandang di tempat netral, hingga pengurangan poin.
Dalam kasus ini, Indonesia jelas melakukan pelanggaran di pasal 16 sesuai yang tertulis di Kode Kedisiplinan FIFA.
Baca Juga: Laga Lawan Malaysia Rusuh, Ini Sanksi FIFA yang Bakal Dihadapi Indonesia
Pada ayat 1 pasal 16 disebutkan bahwa asosiasi tuan rumah sebuah pertandingan resmi FIFA harus bertanggung jawab pada keamanan dan ketertiban di dalam dan sekitar stadion sebelum, selama, serta sesudah pertandingan.
Kemudian, di ayat 2 disebutkan bahwa semua asosiasi bertanggung jawab untuk perilaku tidak pantas yang dilakukan oleh satu atau lebih suporternya.
Menginvasi lapangan pertandingan, melakukan pelemparan, dan menyalakan suar, masuk dalam kategori perilaku tidak pantas.
Semua jenis pelanggaran itu dilakukan oleh oknum suporter Indonesia dalam laga melawan Malaysia.
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR