BolaStylo.com - Bintang Liverpool, Virgil van Dijk memiliki kenangan pahit hingga membuatnya menolak menggunakan nama belakang sang ayah.
Jika biasanya pesepak bola asal Belanda selalu identik menyematkan nama belakang pada jersey, lain halnya dengan bek tangguh Liverpoo, Virgil van Dijk.
Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi para penikmati sepak bola dunia terlebih Liverpool, mengapa Virgil van Dijk enggan menyematkan nama belakangnya.
Mantan pemain Southampton ini justru menyematkan nama Virgil di setiap jersey klub yang ia bela.
Siapa sangka kenangan pahit masa lalu bersama sang ayah menjadi alasan Virgil van Dijk melakukan hal tersebut.
Baca Juga: Setelah Cium Sembarangan, Bintang Man City Ini Lamar Kekasihnya!
Dilansir BolaStylo.com dari SportFEAT.com, penggunaan nama Virgil di jersey sang pemain telah dilakukan sejak ia membela Groningen di tahun 2011.
Mengetahui keputusan yang diambilnya tak lazim bagi para penggemarnya, paman Virgil van Dijk, Steven Fo Sieeuw memberikan penjelasan.
Sang paman menyebut perceraian orang tua Virgil van Dijk menjadi penyebabnya.
Virgil merupakan buah dari pernikahan wanita berdarah Suriname, Hellen dengan seorang pria asal Belanda, Ron.
Baca Juga: Bintang WWE Ini Bertemu Saudara Kandung Setelah 33 Tahun Pisah
Menurut sang paman, sang ayah telah meninggalkan Virgil bersama ibu dan kedua saudaranya.
"Virgil telah meraih kesuksesan karier di tengah pasang surut dalam keluarganya," ucap Steven Fo.
"Ayahnya berpisah dengan sang ibu dan tiga orang anak, termasuk Virgil. Kejadian itu sulit untuk dimaafkan bagi dia." ucapnya lagi.
Selebihnya, Fo menyebut Virgil tidak akan begitu saja 'membuang' nama dari sang ayah.
Baca Juga: Link Live Streaming Denmark Open 2019 - Minus Tunggal Putri, 10 Wakil Indonesia Berlaga!
Bek berusia 28 tahun itu memiliki alasan yang kuat dari apa yang ia rasakan sewaktu kecil sejak berusia 12 tahun.
"Kenyataan yang terjadi adalah si ayah tidak berada di sisinya dalam waktu-waktu yang genting. Sang ibu merupakan pahlawan sejati dalam kisah ini," ujar Fo.
"Seseorang tidak akan membuang nama ayahnya tanpa alasan, dan Virgil memiliki landasan yang jelas berkaitan dengan apa yang ia rasakan," imbuhnya.
Bagi Steven Fo, Ron tidak memiliki andil besar dalam pertumbuhan Virgil hingga sosoknya menjadi bintang sepak bola dunia.
Baca Juga: Mohamed Salah Cosplay, Netizen: Selamat Ulang Tahun Makka
Meski demikian, salah satu hal yang tidak ia tampik adalah Ron pernah mengantar jemput Virgil ketika ia berlatih di tim sepak bola lokal Kota Breda, WD 19.
Tak mau hanya mengandalkan sang ibu, praktis membuat Virgil van Dijk turun tangan untuk bekerja demi meringankan beban ibunya.
Virgil pernah menjadi tukang cuci piring di restoran bernama Oncle Jean di Kota Berada ketika masih berusia 16 tahun.
Disaat yang bersamaan ia tengah bergabung dengan salah satu akademi sepak bola, Willem II sekitar 11 tahun yang lalu.
Baca Juga: Jadwal Liga Inggris 2019-2020 Pekan ke-9 Live TVRI, Klub Ini Bisa Kalahkan Liverpool!
"Sebelum saya bergabung (dengan Groningen-red), ketika berusia 15 atau 16 tahun, saya bekerja sebagai pencuci piring di salah satu restoran di Kota Breda," ucap Van Dijk.
"Saya bekerja karena saya ingin pergi ke kota pada Sabtu malam."
"Waktu itu mungkin saya mendapat upah 350 euro (sekitar Rp5,5 juta) setiap bulan dan saya senang memperolehnya," imbuhnya.
Kini, Virgil van Dijk menjadi salah satu pembelian tersukses Liverpool di era Juergen Klopp.
Baca Juga: Pewaris Backhand Smash Taufik Hidayat Bukan dari Indonesia, tetapi Malaysia
Sosoknya memiliki peran vital bagi lini belakang The Reds sejak hijrah dari Southampton Januari 2018 lalu.
Dana sebanyak 76,19 juta poundsterling (sekitar Rp1,3 triliun) rela digelontorkan Liverpool demi mendapat jasa Virgil van Dijk.
Nominal tersebut dibayar tuntas oleh Virgil dengan memberi dua gelar kompetisi internasional, Liga Champions dan Liga Super Eropa.
Source | : | SportFEAT.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR