BolaStylo.com - Mengonsumsi timun rebus memiliki banyak kebaikan yang salah satunya sulit didapatkan hingga membuatnya dianggap jauh lebih baik dari obat.
Timun merupakan salah satu sayuran murah yang memiliki beragam khasiat menyehatkan bagi tubuh.
Sayuran yang terkadang disebut mentimun ini biasa dikonsumsi secara langsung, sebagai lalapan, atau dijus serta dijadikan sarana untuk mempercantik diri.
Dari berbagai manfaatnya bagi tubuh, diketahui timun memiliki khasiat yang sangat bagus jika dikonsumsi dengan cara direbus.
Seperti yang dikutip BolaStylo.com dari sajiansedap.grid.id, timun rebus berkhasiat untuk menurunkan berat badan dan mengobati diare.
Lebih dari itu, bahkan timun rebus disebut jauh lebih baik dari obat karena terbukti ampuh mengeluarkan racun dari dalam tubuh dan melawan sel kanker.
Mengonsumsi timun atau mentimun secara mentah memang dianggap dapat meracuni tubuh karena mengandung racun seperti cucurbitacins dan tetracyclic.
Baca Juga: Asam Lambung Naik Bisa Sebabkan Kepala Sakit, Begini Cara Mengatasinya
Hal tersebut dapat membahayakan tubuh jika mengonsumsi timun mentah secara berlebihan.
Namun untungnya, dua kandungan racun di dalam timun itu dapat menghilang hanya dengan merebusnya saja.
Bahkan, mengonsumsi timun terbus justru dapat mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh.
Setelah mengonsumsi mentimun, secara perlahan racun dari dalam tubuh akan keluar secara bersamaan dengan keringat ataupun urin.
Baca Juga: Ini yang Bikin Minum Kopi Saat Menstruasi Dianggap Bisa Jadi Malapetaka!
Selain itu, mentimun rebus juga dikenal dapat melarutkan batu ginjal.
Apalagi, sayuran satu ini memiliki keunggulan dalam melawan sel kanker.
Kandungan lariciresinol, pinoresinol, dan secoisolaricisenol pada mentimun dipercaya mampu mencegah berbagai jenis kanker.
Beberapa hal tersebut yang membuat timun rebus dianggap jauh lebih baik daripada obat.
Baca Juga: Tak Kalah dari Kuning Telur, Ampas Kopi Sachet Ampuh Tebalkan Alis Secara Alami!
View this post on Instagram
Source | : | sajiansedap.grid.id |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR