BolaStylo.com - Apriyani memiliki mental pemenang dan bermain dengan profesional meski mendapat kabar duka dari Indonesia.
Mengikuti kejuaraan di Lima, Peru pada 10 Novemver 2015, Apriyani harus bertanding dengan menahan duka karena ibunya meninggal dunia.
Sebelum bertanding, Apriyani sempat diminta keluar untuk mendengar kabar ibunya meninggal dunia.
Namun hal itu, tidak menghalangi Apriyani untuk tetap profesional.
Padangan Greysia Polii itu memilih melanjutkan bertanding dan meraih juara.
Sikap profesional Apriyani pun kini berbuah manis dengan keberhasilan membawa pulang medali emas Olimpiade Tokyo 2020 untuk Indonesia.
Greysia/Apriyani, berhasil membawa pulang medali emas Olimpiade Tokyo 2020 untuk tanah air usai mengalahkan wakil China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Baca Juga: Ambil Liburan, Fisik Neymar Jadi Bahan Perbandingan Lionel Messi!
Ganda putri Indonesia itu membekuk Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di laga final Olimpiade Tokyo 2020, dalam dua gim dengan skor 21-19, 20-15.
Laga tersebut diselesaikan Greysia/Apriyani dalam waktu 55 menit.
Keberhasilan ini tentu tidak dari pengaruh almarhum ibu Apriyani.
Berdasar informasi dari ayah Apriyani, Amiruddin, bakal anaknya berasal dari sang ibu.
"Karena mama dia (almarhumah Ibu Apriyani) pemain bulu tangkis, tenis meja dengan voli yang dia gemari. Jadi itu bakat dari almarhumah mamanya," kata Amiruddin.
Mendiang ibu Apriyani, Siti Jauhar, mendidik anaknya dengan menanamkan jiwa pemberani dan semangat sejak kecil.
Baca Juga: Park Joo Bong Akui Tim Bulu Tangkis Jepang Ambyar di Olimpiade Tokyo 2020 Karena Hal Ini
Diakui oleh Amiruddin, Apriyani memang memiliki jiwa yang tangguh dan keras.
"Kalau sosok dari Apriyani itu keras, keras dia, maunya harus menang. Dari kecil memang dididik. Pertama yang mendidik bukan saya, mamanya, almarhumah," ujar Amiruddin.
Source | : | Antara |
Penulis | : | Rara Ayu Sekar Langit |
Editor | : | Rara Ayu Sekar Langit |
KOMENTAR