BolaStylo.com - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi dipaksa memutar otak karena motornya guna mensiasati balapan di MotoGP Styria 2021.
Tercecer di klasemen bawah, Valentino Rossi seolah sudah menyerah menjadi pesaing gelar jelang seri ke-10 MotoGP 2O21 yang digelar di Austria.
Masalah pelik di Sirkuit Red Bul Ring karena motor Yamaha yang dikendarai semakin membuat Valentino Rossi berada dalam kondisi sulit.
Sejak sirkuit yang dulu dikenal dengan A-1 Ring tersebut masuk dalam kalender MotoGP, tak pernah sekalipun Rossi mampu naik podium.
Meski demikian demi menghibur dirinya yang sedang pusing tujuh keliling, Rossi mengaku senang bisa membalap lagi bersama Petronas Yamaha.
Baca Juga: Lampaui Lee Chong Wei atau Lin Dan? Kesempatan Jojo dan Ginting di Paris
"Senang rasanya bisa kembali balapan di akhir pekan nanti, tetapi jujur saya tidak yakin ini adalah sirkuit terbaik untuk kami," ucap Rossi dikutip dari Crash.
"Kami tahu area mana saja yang cocok untuk motor kami, tetapi juga ada area yang masih harus diperbaiki.
"Dan saya pikir sirkuit di Austria tidak cocok dengan kelebihan yang kami miliki," imbuhnya.
Menjalani dua balapan dalam dua pekan di sirkuit yang sama menjadi salah satu masalah Valentino Rossi dan timnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Sang Istri Menangis Hendra Setiawan Harus Lalui Ini
Meski begitu, Rossi tengah mencari solusi terbaik demi mendapat hasil maksimal yang cukup masuk akal untuk mereka.
"Kami akan berusaha mencari solusi terbaik untuk dua balapan selanjutnya, karena dua-duanya berlangsung di Spielberg," ujar Rossi.
"Target tentu hasil maksimal, tetapi juga masuk akal untuk kami." imbuhnya.
Tercatat Rossi sudah enam kali berlaga di Spielberg, hasil terbaiknya hanya menempati posisi keempat pada 2016 dan 2019.
Baca Juga: Benarkah Minum Es Dapat Sebabkan Kegemukan? Ini Dia Penjelasannya
Dua balapan terakhir dilalui Rossi dengan raihan yang menurun, yakni finisg kelima dan kesembilan.
View this post on Instagram
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR