"Saya tidak tahu waktu itu ada program apa di Guatemala. Mungkin mereka mendengar bahwa ada pelatih Indonesia di sana dengan dua sparring partner di Peru."
"Akhirnya Guatemala mengirimkan dua atlet ke Peru, salah satunya Kevin Cordon, saat itu ia berusia 19 tahun, untuk berlatih kurang lebih dua sampai tiga bulan latihan sama kita," pungkasnya.
Ketika awal melatih Kevin, dirinya bersama partner langsung menilai jika tunggal putra Guatemala itu punya sisi berbeda.
"Saat itu saya dan temen-temen melihat potensi dari dia. Dia punya smash yang kencang, punya kecepatan. Wah ini kalau dipegang dengan baik,"
Baca Juga: Era Messi di Barca Berakhir, Maradona Memanggilnya Pulang Kampung
"Suatu hari nanti bisa pemain yang besar di benua Amerika. Tapi kita bilang kalau tetap tinggal di Guatemala mungkin berat karena situasi dan kondisinya,” jelas Khadafi.
Sudah memiliki kedekatan dengan Kevin, Khadafi pun sempat menolak ajakan bergabung bersama negara lain.
"Waktu itu ada tawaran dari beberapa negara lain juga. Tapi saya kenal dia, bagaimana dia, dia atlet yang bertanggung jawab dan profesional,"
"Dia fokus dan menjalankan apa yang diperintahkan pelatihnya. Dan dia menjalankan 100 persen. Jadi saya tanpa ragu dan berpikir panjang, oke saya berangkat lagi ke Guatemala, tahun 2017," tuturnya.
Baca Juga: Efek Domino Lionel Messi Angkat Kaki dari Barcelona, Banyak Pihak Rugi
Source | : | PB Djarum |
Penulis | : | Sumakwan Wikie Riaja |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR