BolaStylo.com - Romelu Lukaku ternyata sadar dengan sederet ketidak beruntungan yang menimpanya selama berkarir bersama beberapa klub.
Romelu Lukaku resmi kembali ke Chelsea pada transfer musim panas ini.
The Blues mendatangkan Lukaku dari Inter Milan dengan biaya sebesar 97,5 juta pounds (sekitar Rp 1,9 triliun) dan mengikatnya dnegan kontrak hingga tahun 2026 mendatang.
Namun, para penggemar sepak bola tentu tahu jika ini bukan kali pertama Lukaku akan bermain bersama Chelsea.
Sebelumnya, Lukaku pernah direkrut oleh salah satu raksasa Liga Inggris itu 10 tahun lalu saat masih berusia 18 tahun.
Sayang, kala itu Lukaku belum menunjukkan performa yang membuat Chelsea ingin mempertahankannya.
Lukaku hanya mampu tampil 10 kali selama dua musim bersama Chelsea dan akhirnya dijual ke Everton pada 2014.
Bersama Everton, Lukaku berhasil menarik perhatian Manchester United untuk merekrutnya pada 2017.
Sayang, Lukaku tak terlalu moncer di MU dan malah kerap mendapatkan kritik hingga akhirnya dijual ke Inter Milan.
Setelah melewati sederet naik turun selama karir sepak bolanya,Lukaku mengakui sempat bertanya-tanya apa yang salah dengan dirinya.
Ia merasa jika dia punya kemampuan, tapi seperti keadaan tak berpihak padanya.
"Itu adalah sesuatu yang membebani bahu saya selama bertahun-tahun," kata Lukaku kepada Sky Sports.
"Itu adalah sumber motivasi pada saat itu, tetapi juga bertanya pada diri sendiri pertanyaan seperti 'apa yang salah?'. Saya hidup dengan itu selama bertahun-tahun dan itulah mengapa kadang-kadang, saya bisa menjadi sedikit agresif atau sangat defensif dalam wawancara."
"Ada pertanyaan. Saya tahu saya memiliki kemampuan, tapi mengapa tidak? Selalu tidak. Ketika saya memikirkan penampilan saya bersama Everton, gagal mengeksekusi penalti, atau pertandingan (Manchester) United atau apa pun. Atau ketika saya di sini (di Chelsea) dan saya akan mendapatkan kesempatan dan itu tidak akan berjalan dengan baik, selalu saja tidak," jelasnya panjang.
Lukaku lantas menyimpulkan itu semua terjadi mungkin karena dia memberikan terlalu banyak tekanan pada dirinya sendiri.
"Mungkin itu karena saya memberikan terlalu banyak (tekanan)," tambahnya.
Namun, hal berbeda terjadi di Inter Milan.
Di Inter Milan inilah, Lukaku berhasil menunjukkan performa luar biasa dan membantu klub Italia itu juara.
"Ketika saya pergi ke Italia, di sanalah, di bawah bimbingan Antonio Conte, saya belajar apa yang diperlukan untuk menembus penghalang itu. Ketika kami memenangkan (gelar Serie A) tahun lalu, Anda bisa melihat emosi di wajah saya," ungkap Lukaku.
Setelah keberhasilannya di Italia itulah, Lukaku merasa dirinya mulai lebih berkembang dari sebelumnya.
Kini ia merasa jauh lebih dewasa dan siap menatap masa depan barunya.
View this post on Instagram
Source | : | Marca |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR