"Semua Kejuaraan Piala Thomas yang saya ikuti memiliki kesan tersendiri. Masing-masing punya kesan karena lika-likunya yang berbeda."
"Tapi yang paling berkesan menurut saya waktu tahun 98. Tahun 98 di Indonesia ada kerusuhan. Ada tekanan yang begitu besar dari dalam dan luar lapangan," kata Sigit dilansir dari laman resmi PB Djarum.
Saat itu, piala Thomas berlangsung pada tanggal 17-24 Mei 1998 di Hong Kong.
Baca Juga: Stop Keramas di Pagi Hari! Ternyata Bahaya Bagi Orang dengan Kondisi Ini
Tak lama berselang, Indonesia mengalami krisis moneter dan kerusuhan politik di seluruh penjuru negeri.
Disusul jatuhnya rezim kekuasaan Presiden Soeharto turut mengundang kekacauan negeri.
"Kita diharapkan bisa membela merah putih di sana. Satu momen yang luar biasa. Yang pasti inginnya bagaimana bendera merah putih berkibar."
Baca Juga: Kirim Proposal ke PSG, Real Madrid Serius Wujudkan Mimpi Kylian Mbappe
"Di saat ada yang tidak baik di Indonesia, kita bisa mempertahankan Piala Thomas dan mempersembahkan untuk Indonesia," jelasnya.
Meski mengalami situasi yang buruk, namun tim putra Thomas Indonesia saat itu berhasil mempertahankan gelar juara.
Di babak final, Sigit dkk berhasil tundukan tim putra Malaysia dengan skor 3-2.
Source | : | PB Djarum |
Penulis | : | Sumakwan Wikie Riaja |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR