"Saat pulang ke Manado, pandemi membuat kami tinggal di sana empat bulan karena tak bisa kembali ke Jakarta."
"Tanah yang saya punya akhirnya dimanfaatkan untuk membuka restoran. Bisnisnya sudah berjalan lumayan bagus," lanjutnya.
Utamanya, Richard memilih pulang ke Manado karena sudah banyak meluangkan waktu di Cipayung bersama PBSI.
"Sekarang, waktunya saya bersama keluarga setelah selama ini mereka selalu berkorban untuk saya," pungkas Richard.
Baca Juga: Richard Mainaky Bicara Soal Karir, Pengakuan Mengejutkan dan Rencana Mulia Usai Pensiun
"Selama saya menjadi pelatih, waktu saya lebih banyak di Cipayung, dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00 atau 19.00," tambahnya.
Sebelum masuk ke pelatnas Cipayung, Richard mengakui pernah berkeinginan menjadi penagih hutang (Debt Collector).
"Saya sempat beniat menjadi debt collector, apalagi pada dasarnya saya ini orangnya memang temparamental, suka berkelahi," ucap Richard dikutip dari Motorplus.
Namun beruntung bagi pelatih asal Ternate ini bertemu dengan legenda ganda putra Indonesia, Christian Hadinata.
Baca Juga: Hal Spesial dari Los Galacticos Jilid 3, Real Madrid Tanamkan Rp13,6 Triliun
Source | : | Kompas.com,MOTOR Plus |
Penulis | : | Sumakwan Wikie Riaja |
Editor | : | Reno Kusdaroji |
KOMENTAR