Ia kesulitan untuk membagi waktu antara kuliah, bekerja dan berkompetisi hingga drop out dan fokus mengejar karirnya di dunia bulu tangkis.
"Saya dulu di universitas belajar kimia, tapi saya drop out. Sulit untuk belajar, bekerja dan berkompetisi. Saya keluar untuk mendorong bulu tangkis dan itu satu tahun lagi dari Olimpiade. Saya ingin terus mendorong. Saya percaya saya memiliki level, bakat. Cuma kurang di satu atau dua hal," kata Sankeerth.
Karena menyadari kekurangannya itu, Sankeerth berniat berkompetisi di banyak pertandingan untuk menaikkan rangkingnya.
"Saya akan berkompetisi lebih di (kelas) 300 dan 500. Ranking dunia saya 81, saya butuh membuatnya lebih rendah (angka yang lebih sedikit-red) untuk bisa masuk di turnamen. Kadang-kadang saya beruntung, tapi saya butuh level yang konsisten untuk berkompetisi. Bahkan hari ini (Kamis) saya sedikit dalam sisi lebih lemah. Tapi saya menanti masa depan," lanjutnya.
Sankeerth pun mengganti basis latihannya ke Bangalore dan bekerja dengan tim di bawah didikan pelatih Jagadish Yadav.
Meski melewati sederet perjuangan dan kesulitan, Sankeerth memahami jika semua tak sekadar tentang uang.
Source | : | BWF |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR