Namun, Wall Street Journal menyebut para ahli yang menyelidiki kasus ini gagaL mendapatkan sampel dari ketiga korban secara tepat waktu.
Baca Juga: Puasa Ramadhan Sebentar Lagi, Waktu Terbaik Terapkan Diet Sehat Penuh Pahala
Christo Grozev selaku pemimpin penyelidikan dari investigator Bellingcat, menyebut tidak bisamendapatkan sampel karena Abramovich dan tim negosiator buru-buru bertolak ke Turki.
Menurutnya gejala yang dialami dua korban bisa disebabkan agen biologis, kimia hingga serangan radiasi elektromagnetik dan disengaja memberi efek tidak fatal.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang juga bertemu Abramovich di Kiev disebut tak mengalami gejala apa pun, juru bicara juga menyebut sang presiden tidak tahu-menahu soal insiden itu.
Pihak Ukraina menduga dalang peracunan adalah “kelompok garis keras” di Moskow yang ingin menyabotasi perundingan damai.
Baca Juga: Kebobolan 13 Gol di Korsel, Timnas U-19 Indonesia Diminta Lakukan Hal Ini!
View this post on Instagram
Source | : | Kompas.tv |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR