Dalam situasi itu, semua pemain termasuk Marko Simic sepakat akan kebijakan tersebut yang dituangkan dalam adendum pertama sehingga semua berjalan sebagaimana mestinya. Namun pada perjalanannya, Marko Simic memiliki pemahaman yang berbeda untuk adendum selanjutnya.
Di sisi lain, Marko Simic tetap menerima jumlah gaji yang telah disesuaikan tersebut tanpa keluhan apa pun. Dalam prosesnya Persija Jakarta terus berupaya untuk menyamakan pemahaman terkait adendum selanjutnya.
Pada dasarnya, Persija Jakarta adalah klub yang selalu mendukung karier pemain. Tidak benar jika Persija berniat membahayakan karier seorang pemain, terlebih lagi pemain tersebut telah berjuang bersama-sama dan meraih banyak prestasi. Sementara itu, Persija akan selalu mengikuti proses yang akan terjadi ke depannya," begitulah bunyi pernyatan resmi presiden klub Persija, Mohammad Prapanca.
Tapi, konflik tak berhenti sampai disitu.
Setelah Persija mengeluarkan pernyataan resmi, Simic tak setuju dengan isi pernyataan tersebut.
Simic mengaku Persija sudah mulai tidak memenuhi kewajiban mereka soal gajinya bahkan sejak sebelum pandemi.
"Persija tidak membayarkan uang saya sesuai yang disetujui di kontrak, sebelum Covid, selama Covid atau pun setelah Covid berakhir," tulis Simic di insta story.
"Ini berarti bahwa klub tidak memberitahukan kebenaran pada pernyataan mereka."
Simic pun menegaskan akan terus memperjuangkan haknya bahkan jika perlu melibatkan FIFA.
"Saya mengharapkan sesuatu seperti ini dari mereka. Hanya untuk menjadi jelas. Saya akan berjuang untuk hak saya di depan FIFA dan saya yakin saya akan bertahan," lanjut Simic.
Kini, konflik Simic vs Persija ini tampaknya masih bergulir dan belum ditemukan titik terang antar kedua belah pihak.
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR