Sebab pada turnamen BWF tour dengan level super 500 ke bawah, mereka bisa bertemu lebih cepat dengan rekan senegaranya yang peringkatnya di bawah mereka.
Sementara pada turnamen BWF tour dengan level super 750 atau 1000, mereka akan menjadi non unggulan dan berpeluang melawan senior-seniornya.
Bagas benci jika harus bertemu sesama pasangan Indonesia di babak pertama, karena itu berarti salah satu dari mereka harus tumbang lebih cepat di babak awal.
Hal itu terkadang membuatnya merasa tidak enak dan mengganjal di hatinya.
"Rasanya gak enak, karena udah ketemu di awal tuh ga enak aja," kata Bagas Maulana dilansir BolaStylo dari PB Djarum.
"Karena nanti dari Indonesia udah langsung ada yang kalah di babak pertama," jelasnya.
Terlepas dari komentar Bagas dan Fajar, Indonesia memang terbilang memiliki perkembangan terbaik dari nomor ganda putra jika dilihat dari peringkat mereka di ranking BWF.
Adapun dari sederet pasangan di nomor ganda putra, hanya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang akan bertanding di tur Eropa pada bulan Oktober-November 2022.
Turnamen-turnamen yang dimaksud yaitu Denmark Open (18-30 Oktober), France Open (25-30 Oktober), dan Hylo Open (1-6 November).
Baca Juga: Di Balik Regenerasi Brilian Ganda Putra Indonesia, Bagas Maulana Akui Benci Hal Ini
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |
KOMENTAR