BOLASTYLO.COM - Pemain spesialis ganda putra Indonesia, Fajar Alfian ikut mengomentari regenerasi brilian dari nomor yang dimainkannya seperti Bagas Maulana.
Hal itu secara tak langsung diucapkan Fajar Alfian setelah mengomentari permainan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang menunjukkan penurunan.
Setelah absen dalam tiga turnamen besar pasca cedera Marcus, Minions terbilang tak tampil maksimal saat comeback di Kejuaraan Dunia 2022 dan Japan Open 2022.
Meski begitu, Fajar Alfian merasa Minions masih terbilang menjadi pasangan yang sulit dikalahkan dari jajaran pasangan unggulan ganda putra Indonesia.
"Meskipun Kevin dan Marcus belum kembali ke top performance, mereka sangat bagus saat latihan dan tetap susah (dikalahkan)," kata Fajar dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Fajar pun menjelaskan bahwa para pasangan ganda putra Indonesia sama sulitnya untuk dikalahkan.
View this post on Instagram
Mulai dari pasangan senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, kemudian junior-juniornya seperti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.
"Ahsan/Hendra juga.Meski mereka sudah senior, tetapi saya juga masih kalah kemarin di Kejuaraan Dunia," kata Fajar.
"Ada Leo/Daniel, saya terakhir bertemu di final Singapore Open kalah.
Baca Juga: Di Balik Regenerasi Brilian Ganda Putra Indonesia, Bagas Maulana Akui Benci Hal Ini
"Bagas/Fikri mungkin akhir-akhir ini sedikit menurun, tetapi mereka juga sudah punya gelar bergengsi (All England Open 2022)," jelasnya.
Komentar Fajar Alfian selaku pasangan ganda putra nomer tiga Indonesia bersama Muhammad Rian Ardianto sekaligus mempertegas sengitnya persaingan dari nomor tersebut.
Apalagi jika mengingat, salah satu juniornya, Bagas Maulana pun sempat mengomentari hal yang serupa.
Sebelumnya, Bagas Maulana pun merasa perkembangan ganda putra Indonesia terbilang brilian.
Terbukti, Indonesia memiliki tiga pasangan ganda putra dalam peringkat 10 besar dunia, Marcus/Kevin, Ahsan Hendra, dan Fajar/Rian.
Selain itu, masih ada pasangan muda seperti dirinya dan Muhammad Shohibul Fikri, Pramudya/Yeremia yang masuk dalam peringkat 20 besar dunia.
Tak sampai di situ, masih ada juga Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani, Panjer Aji Siloka Dadiara/Bryan Sidney Elohim dll.
Pada dasarnya, tentu saja Bagas Maulana merasa senang. Karena berarti, persaingan di Indonesia berjalan sengit.
Namun di sisi lain, Bagas juga tak bisa memungkiri banyaknya pasangan ganda putra Indonesia terkadang membuat mereka bertemu lebih cepat di sebuah turnamen.
Baca Juga: Di Balik Regenerasi Brilian Ganda Putra Indonesia, Bagas Maulana Akui Benci Hal Ini
Sebab pada turnamen BWF tour dengan level super 500 ke bawah, mereka bisa bertemu lebih cepat dengan rekan senegaranya yang peringkatnya di bawah mereka.
Sementara pada turnamen BWF tour dengan level super 750 atau 1000, mereka akan menjadi non unggulan dan berpeluang melawan senior-seniornya.
Bagas benci jika harus bertemu sesama pasangan Indonesia di babak pertama, karena itu berarti salah satu dari mereka harus tumbang lebih cepat di babak awal.
Hal itu terkadang membuatnya merasa tidak enak dan mengganjal di hatinya.
"Rasanya gak enak, karena udah ketemu di awal tuh ga enak aja," kata Bagas Maulana dilansir BolaStylo dari PB Djarum.
"Karena nanti dari Indonesia udah langsung ada yang kalah di babak pertama," jelasnya.
Terlepas dari komentar Bagas dan Fajar, Indonesia memang terbilang memiliki perkembangan terbaik dari nomor ganda putra jika dilihat dari peringkat mereka di ranking BWF.
Adapun dari sederet pasangan di nomor ganda putra, hanya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang akan bertanding di tur Eropa pada bulan Oktober-November 2022.
Turnamen-turnamen yang dimaksud yaitu Denmark Open (18-30 Oktober), France Open (25-30 Oktober), dan Hylo Open (1-6 November).
Baca Juga: Di Balik Regenerasi Brilian Ganda Putra Indonesia, Bagas Maulana Akui Benci Hal Ini
View this post on Instagram
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |
KOMENTAR