BOLASTYLO.COM - Kiper Arema FC asal Brasil, Adilson Maringa mengaku syok setelah menjadi saksi hidup tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.
Atmosfer tragedi Kanjuruhan menjadi kali pertama dirasakan Adilson Maringa sepanjang kariernya berprofesi sebagai pesepak bola profesional.
Namun, Adilson Maringa mengaku atmosfer tersebut bukan seperti layaknya dalam sepak bola meski muncul dalam pertandingan sepak bola.
Adilson Maringa mengaku syok, tak tahu harus mengatakan apa setelah menjadi saksi hidup bagaimana para suporter meregang nyawa karena menyaksikan pertandingan sepak bola.
"Ya ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya. Kami masih merasakan panik saat ini. Saya bahkan tidak tahu harus mengatakan apa. Saya syok," ucap Maringa.
Baca Juga: Erling Haaland Cetak Hattrick Rekor di Liga Inggris, Pep Guardiola Sampai Ngeri Sendiri
"Saya harap saya bisa melakukan sesuatu, begitu pula FIFA yang mengurus sepak bola. Tapi saya rasa, ini seperti bukan sepak bola," imbuhnya.
Bagi Maringa, sepak bola seharusnya menjadi momen kebersamaan suporter memberi dukungan terhadap para pemain yang bertanding.
Menikmati momen setiap kemenangan dan lumrah jika melakukan protes, Maringa termasuk pemain Arema FC yang sempat didatangi suporter.
Namun ia kemudian masuk ke ruang ganti pemain, hingga momen di ruang ganti pemain membuat Maringa benar-benar terkejut.
Baca Juga: Link Live Streaming Timnas U-17 Indonesia Vs Guam - Kualifikasi Piala Asia U-17 2023
"Sepak bola itu adalah ketika kami bermain di lapangan dan suporter memberikan dukungannya," ujar Maringa.
"Mereka bisa menikmati setiap kemenangan dan tentu saja mereka bisa protes kalau kalah. Tapi yang terjadi seperti bukan sepak bola," imbuhnya.
Maringa dibuat panik setelah melihat beberapa suporter yang meninggal di dalam ruang ganti pemain saat mendapatkan perawatan dari tim medis Arema FC.
Kiper Brasil ini tak kuasa menahan tangis dengan kejadian yang pertama kali dialami sepanjang karier sebagai pesepak bola.
Baca Juga: Usai Bela Timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri Dinilai Tampil Buruk oleh Pelatihnya di Eropa
"Ada yang bilang kalau ada tujuh atau delapan yang meninggal, tetapi saya hanya melihat tiga orang. Itu yang membuat saya panik," kata Maringa.
"Saya rasanya menangis melihat hal tersebut di depan mata saya. Saya hanya bisa menyampaikan dukacita kepada para keluarga korban yang ditinggalkan." imbuhnya.
View this post on Instagram
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR