Secara garis besar, kariernya sebagai seorang pemain cukup brilian dengan masa kejayaan saat membela Arema Malang.
Tepatnya pada periode keduanya di Arema Malang yakni pada 2004 sampai 2006, setelah sebelumnya pernah membela Arema Malang dari 1999-2001.
Pada periode keduanya, Putu yang pernah menjadi kapten membantu Arema memenangkan Piala Indonesia sebanyak dua kali.
Sedangkan karirnya sebagai pelatih dimulai saat di Persipro Probolinggo sebagai seorang asisten pelatih pada tahun 2013.
Setelah itu dia melatih beberapa tim divisi bawah lainnya seperti PSBK Blitar, Persibo Bojonegoro, Perseru Serui, Babel United, PSG Gresik, dan Persekat Tegal.
Keberhasilan I Putu Gede membuat penampilan Persekat Tegal lebih baik menjadi alasan dirinya direkrut oleh PSS Sleman untuk menjadi pelatih.
Waktu itu, I Putu Gede menggantikan Dejan Antonic pada pertengahan Desember 2021.
Memikul ekspektasi besar dari manajemen dan publik Slemania, I Putu Gede belum mampu membawa PSS Sleman tampil konsisten sejauh ini.
PSS Sleman di bawah arahan I Putu Gede baru meraih 3 kemenangan, 7 kekalahan, dan 2 kali imbang.
Baca Juga: Klub dan Manajer Tak Mau Disudutkan, Arema FC Fokus Pulihkan Psikologis
Setelah melatih PSS Sleman, I Putu Gede berpindah ke PSMS Medan pada April 2022.
I Putu Gede menjadi pelatih kepala dan tercatat mengantarkan PSMS Medan dalam 6 kali pertandingan.
Kini I Putu Gede dipercaya untuk menjadi pelatih baru Arema FC menggantikan Javier Roca.
Adapun Javier Roca didepak setelah manajemen Arema melakukan evaluasi yang dijelaskan langsung oleh sang manajer, Wiebie.
"Usai kalah dari PSM kami sudah lima kali kalah. Sekarang sudah waktunya evaluasi,"
"Situasi ini yang mengharuskan dia (Javier Roca) harus mengudurkan diri," ucap Wiebie dikutip dari SuryaMalang.
Baca Juga: Klub dan Manajer Tak Mau Disudutkan, Arema FC Fokus Pulihkan Psikologis
Source | : | Suryamalan.tribunnews.com |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |
KOMENTAR