Uniknya, sang ayah mengungkapkan bahwa Witan kerap menangis jika tak diantarkan orang tuanya ke lapangan sepakbola untuk latihan.
Meski minim fasilitas, kedua orang tua Witan sangat mendukung mimpinya untuk menjadi pesepak bola profesional.
Setelah lulus SMP, Witan remaja pun diajak sang ayah berangkat ke Jakarta guna mengikuti seleksi Pendidikan Latihan (Diklat) di Ragunan.
Keputusan sang ayah tepat dan berbuah manis. Witan lolos seleksi masuk Diklat Ragunan dan terus sukses mengembangkan kariernya di dunia sepak bola Indonesia.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Nina Andrianti Loasana |
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
KOMENTAR