BolaStylo.com - Tren bersepeda sedang marak saat ini, namun para pria dibayang-bayangi kekhawatiran bahwa olahraga ini bisa memengaruhi kesehatan reproduksi.
Kekhawatiran bersepeda bisa memengaruhi kesehatan reproduksi dirasakan bagi para pria yang suka bersepeda dan sedang promil atau program kehamilan.
Meski demikian bersepeda dapat memengaruhi kesehatan reproduksi pria masih dalam perdebatan, bahkan hal ini dianggap mitos.
Namun sebelum itu, ada baiknya untuk mengetahui apa saja manfaat bersepeda bagi kesehatan pria.
Dilansir BolaStylo.com dari BBC, riset di tahun 2018 menunjukkan bahwa bersepeda bermanfaat bagi kardiovaskuler, alias mencegah penyakit jantung dan stroke.
Baca Juga: Mimpi Lewandowski Main Bareng Cristiano Ronaldo Pupus Hanya Karena Ini
Ditambah studi yang dirilis Journal of Urology menyebutkan bahwa seseorang yang gemar bersepeda jarang mengeluhkan masalah persendian.
Sementara itu, kekhawatiran akan bersepeda yang bisa memengaruhi kesehatan reproduksi berasal dari sebuah penelitian di tahun 2011.
Melansir Guardian, para peneliti dari Norwegia menganilisi 160 pria yang baru saja selesai mengikuti tur sepeda jarak jauh.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan satu dari lima pria mengalami kondisi mati rasa pada penisnya.
Baca Juga: Persiapan Persib Bandung Jika Liga 1 2020 Kembali Dimulai September
Durasi mati rasa pada penis ini bervariasi, bisa sampai satu minggu setelah bersepeda jarak jauh.
Selain itu, kondisi mati rasa di organ vital pria ini disebut menjadi penyebab seseorang mengalami disfungsi ereksi.
Tercatat sebanyak 13 persen responden pria mengalami disfungsi ereksi lebih dari satu minggu setelah bersepeda jarak jaruh.
Sebelumnya penelitian terhadap bersepeda dan kesehatan ini juga pernah dilakukan di tahun 2009.
Baca Juga: Rumor Chelsea Ingin Rekrut Cristiano Ronaldo Muncul Gara-gara Hal Ini!
Sejumlah peneliti menguji 15 atlet dari berbagai cabang olahraga, seperti renang, balap sepeda dan lari di Spanyol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet yang rutin bersepeda lebih dari 300 kilometer setiap minggu memiliki kadar sperma yang cukup rendah.
Namun, hasil penelitian di tahun 2009 dan 2011 itu dibantah tim peneliti asal University of California AS di tahun 2018.
Tim peneliti itu menganggap hasil riset sebelumnya terlalu prematur untuk dijadikan kesimpulan dengan objek penelitian yang terbatas dan responden minim.
Baca Juga: Konsumsi Nanas, Bantu Diet hingga Tingkatkan Imun di Tengah Pandemi
Mereka pun melakukan riset ulang mengenai efek bersepeda bagi pria dengan menggandeng 2.500 pesepeda dari Inggris, AS Kanada, Australia dan Selandia Baru.
Ditambah, mereka juga membandingkan dengan kondisi 539 perenang dan 789 pelari.
Tim peneliti ini melakukan penelitian kesehatan seksual, prostat hingga kemungkinan mati rasa pada organ vital.
Hasil penelitian membuktikan bahwa fungsi organ reproduksi pesepeda tidak lebih buruk ketimbang pelari dan perenang.
Sejumlah fakta lain juga ditemukan oleh tim peneliti, yakni pria yang sangat intens bersepeda tidak memiliki masalah disfungsi ereksi.
Baca Juga: Tak Sempat ke Rumah Sakit, Mantan Juara UFC Keburu Lahirkan Anak Kedua di Lantai Kamar Mandi
Pesepeda yang berdiri lebih dari 20 persen dari sedel sepeda ketika bersepeda memiliki risiko mati rasa di area intim lebih minim ketimbang yang tidak pernah berdiri.
"Saya pikir pesepeda pria perlu sesekali berdiri dari sadelnya untuk menghindari mati rasa di organ vitalnya," ucap Profesor Benjamin Breyer, perwakilan tim peneliti.
Menurutnya masalah ereksi sementara kemungkinan bisa muncul setelah bersepeda dengan waktu yang cukul lama.
Akan tetapi, dia meyakinkan bahwa bersepeda tidak menyebabkan para pria mengalami disfungsi ereksi.
Baca Juga: Cara Sederhana Casey Stoner Runtuhkan Dominasi Marc Marquez di MotoGP
Breyer juga membandingkan pria yang duduk di sofa atau di depan komputer lebih dari delapan jam lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi ketimbang bersepeda.
Selain itu, ia menyebut pria yang menghindari bersepeda karena khawatir pada kesehatan reproduksi justru lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi.
"Tapi ada beberapa desain kursi berbeda yang bisa mengurangi tekanan pada organ intim. Berdiri atau turun sejenak dari sadel juga bisa mencegah mati rasa," ujar Breyer.
"Duduk di sofa atau di depan komputer delapan jam sehari bisa lebih berbahaya bagi kesehatan seksual dan kesehatan secara keseluruhan." imbuhnya.
Baca Juga: Bukan Mitos, Daun Kelor Turunkan Gula Darah hingga Atasi Kanker
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |