Valentino Rossi Tak Lagi Agresif di MotoGP Sejak 2011 karena Satu Insiden

Aziz Gancar Widyamukti Kamis, 8 Oktober 2020 | 13:22 WIB
Valentino Rossi menargetkan podium pada balapan MotoGP Prancis 2020 (Instagram.com/YamahaMotoGP)

BolaStylo.com - Perilaku Valentino Rossi sebagai pembalap MotoGP dinilai sudah berubah sejak 9 tahun silam karena satu insiden mengerikan.

Valentino Rossi menjadi pembalap MotoGP yang aksinya selalu mendapat sorotan dari publik.

Bahkan, Valentino Rossi sudah dianggap sebagai legenda hidup MotoGP lantaran telah berkiprah selama lebih dari 20 tahun di ajang balap motor paling bergengsi di dunia itu.

Valentino Rossi sendiri telah menorehkan prestasti mentereng selama berkarier sebagai pembalap MotoGP.

Pembalap berjuluk The Doctor itu telah mengantongi sembilan gelar juara dunia.

Baca Juga: Jadwal MotoGP Prancis 2020 - Valentino Rossi Kejar Mimpi yang Tertunda

Di balik kariernya yang melesat, Valentino Rossi ternyata memiliki fakta yang tak banyak orang tahu.

Fakta soal Valentino Rossi itu diungkapkan oleh ayah Jorge Lorenzon, Chico Lorenzo.

Dalam sebuah kesempatan, Chico menilai bahwa Valentino Rossi adalah pembalap yang kejam dan sering melakukan kecurangan.

Baca Juga: Valentino Rossi Lewat, Inilah Rajanya Sirkuit Le Mans di Kelas MotoGP

Chico berpendapat seperti itu karena ia ingat betul kejadian dalam balapan yang memperlihatkan sifat buruk Valentino Rossi.

Salah satu kejadian yang diingat Chico adalah ketika merayakan kemenangan pada MotoGP Malaysia 2006 dengan membawa kursi ke podium juara.

Menurut Chico, aksi Valentino Rossi itu merupakan bentuk sindiran The Doctor terhadap Dani Pedrosa.

Baca Juga: Gara-gara Hal Ini, Valentino Rossi Semakin Kesulitan Bersaing di MotoGP

Saat itu, Dani Pedrosa sempat duduk di kursi roda pada sesi latihan bebas karena cedera lutut.

Sifat buruk Valentino Rossi lainnya yang paling diingat Chico adalah kecurangan terhadap Sete Gibernau, Max Biaggi, dan Casey Stoner.

Chico menilai Valentino Rossi melakukan aksi agresif yang membahayakan para pembalap lain.

Baca Juga: Mantan Rival Sebut Valentino Rossi Bakal Jadi Bulan-bulanan di MotoGP

"Gibernau adalah orang pertama yang menderita karena permainan busuk Rossi (MotoGP Spanyol 2005)."

"Rossi terus mengganggu Gibernau sampai ke luar lintasan dan juga saat di podium," kata Chico dikutip dari Corsedimoto, Kamis (8/10/2020).

"Saat bersaing dengan Biaggi, Rossi juga selalu menggunakan strategi yang sama. Di Laguna Seca (Amerika Serikat), Rossi menyalip Stoner di tikungan Corkscrew."

Marco Simoncelli mengalami crash parah pada gelaran MotoGP Malaysia 2011.

"Manuver itu membahayakan Stoner yang langsung terjatuh," ucap Chico menambahkan.

Kendati demikian, Chico menilai sikap Valentino Rossi sudah tidak seagresif dulu kala setelah Marco Simoncelli meninggal dunia pada MotoGP Malaysia 2011.

Pembalap asal Italia itu mengembuskan napas terakhirnya setelah terlibat kecelakaan dengan Colin Edwards dan Valentino Rossi di Sirkuit Sepang.

Baca Juga: Adik Valentino Rossi Mengaku Tak Masalah Jika Gagal Terjun ke MotoGP Tahun Depan

Valentino Rossi yang merupakan teman dekat Simoncelli menjadi saksi kejadian naas yang menewaskan sahabatnya tersebut.

Sejak kejadian itu, sikap Valentino Rossi dinilai tak seagresif baiasanya.

"Saat Jorge Lorenzo menjadi pesaingnya, Rossi masih terus mencoba semua jenis strategi untuk menang. Namun, hal itu tidak berhasil," kata Chico.

"Valentino Rossi mulai berubah sejak 23 Oktober 2011 (Simoncelli meninggal dunia). Momen itu mungkin membuat Rossi mengerti bahwa MotoGP adalah olahraga berbahaya yang bisa membuat orang kehilangan nyawa," ucap Chico.



Source : Corsedimoto.com
Penulis : Aziz Gancar Widyamukti
Editor : Aziz Gancar Widyamukti
Video Pilihan