BOLASTYLO.COM - Pemain ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan pelatihnya, Herry Iman Pierngadi bisa berkaca dari kasus legenda bulu tangkis China, Lin Dan.
Kevin Sanjaya Sukamuljo baru saja mengakhiri kasus keretakan hubungannya dengan sang pelatih, Herry Iman Pierngadi berkat mediasi yang dilakukan PBSI.
Menurut analisis yang dilakukan PBSI selama kurang lebih satu minggu terakhir ini, keributan antara Kevin Sanjaya dan Herry IP tidak sebesar yang diberitakan oleh media.
Terbukti, masalah antara Kevin dan sang pelatih terselesaikan setelah keduanya dipertemukan dalam sebuah acara santai seperti makan bersama.
Dalam sesi mediasi tersebut, Herry IP dan Kevin Sanjaya saling meminta maaf satu sama lain mengakui kesalahan masing-masing.
Singkat cerita, Kevin dan Herry IP telah berlatih bersama dan kembali solid menjelang tur Eropa.
Kevin Sanjaya bersama pasangannya, Marcus Fernaldi Gideon dan pasangan ganda putra Indonesia lainnya akan berjuang di tiga turnamen di Eropa dalam waktu dekat.
Terdekat, mereka akan melakoni turnamen Denmark Open 2022 pada 18-23 Oktober.
Kemudian tur Eropa akan berlanjut pada Frenc Open (25-30 Oktober) dan terakhir Hylo Open 2022 di Jerman (1-6 November).
Baca Juga: Damai dengan Herry IP Berkat Mediasi PBSI, Kevin Sanjaya Berkata Begini
Menjelang tur Eropa ini, Kevin Sanjaya bisa belajar dari kasus kontroversial yang dialami legenda bulu tangkis China, Lin Dan dengan pelatihnya Ji Xinpeng pada tahun 2008.
Lebih heboh dari kasus Kevin, waktu itu Lin Dan yang berstatus tunggal putra nomor satu dunia dilaporkan memukul Ji Xinpeng.
Kasus pemukulan ini berawal dari keluah Lin Dan yang tidak pernah ditanggapi serius oleh Ji Xinpeng.
Adapun kasus tersebut mencapai puncaknya saat Lin Dan kehilangan kesabaran hingga memaki-maki sang pelatih.
Mengejutkannya, sang pelatih justru merespon luapan emosi Lin Dan dengan mengucapkan, "Siapa yang kami teriaki saat ini?"
Lin Dan pun membalasnya dengan kalimat yang tak pantas dan dilanjutkan dengan melayangkan pukulan ke arah sang pelatih.
Saat Lin Dan ingin melanjutkan pukulan keduanya, ia pun dihalangi oleh rekan-rekan yang lain sementara sang pelatih tak melakukan pembalasan apa pun.
Pasca kejadian, situasi semakin memanas dan banyak pihak yang meminta Lin Dan dicoret dari tim bulu tangkis China yang akan berlaga di Olimpiade.
Namun pada akhirnya, Lin Dan mengakui kesalahannya hingga minta maaf melalui konferensi pers dengan menegaskan dirinya tidak pernah memukul siapa pun.
Baca Juga: Bawa Istri ke Slovakia usai Bela Timnas Indonesia, Witan Sulaeman Ditagih Penggemar Hal Ini
"Saya telah minta maaf, tetapi saya tidak pernah meukul siapapun," kata Lin Dan, dikutip dari laman Southern Metropolis.
Namun setelah konflik tersebut berakhir, Lin Dan membayar kesalahannya dengan mahal.
Ia sukses menyabet medali emas pertamanya di Olimpiade Beijing 2008, saat baru berusia 25 tahun.
Hal ini bisa menjadi contoh emas bagi Kevin Sanjaya setelah menyelesaikan konfliknya dengan sang pelatih.
Setidaknya, Kevin Sanjaya bisa meraih gelar juara saat melakoni turnamen tur BWF di Eropa.
Apalagi, hal itu bisa memperbaiki peringkatnya bersama Marcus Gideon yang baru saja turun tahta dari posisi pertama pada ranking BWF di nomor ganda putra.
Jika dilihat lebih jauh lagi, kasus Lin Dan juga bisa menjadi pemacu semangat Kevin Sanjaya untuk meraih medali emas Olimpiade pertamanya.
Mengingat, usianya saat ini masih 27 tahun dan terbilang masih berpeluang meraih medali emas Olimpiade.
Terdekat, Marcus/Kevin akan memperjuangkan tempatnya untuk meraih gelar juara di Olimpiade Paris 2024.
Baca Juga: Damai dengan Herry IP Berkat Mediasi PBSI, Kevin Sanjaya Berkata Begini
| Source | : | chinadaily.com.cn,Berbagai sumber |
| Penulis | : | Reno Kusdaroji |
| Editor | : | Reno Kusdaroji |