Cerita Ketum PSSI Soal Keluarganya Menangis Saat Ia 8 Hari di Malang

Reno Kusdaroji Sabtu, 29 Oktober 2022 | 15:00 WIB
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan memberikan pernyataan terkait hasil rapat Exco PSSI yang akan segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). ()

BOLASTYLO.COM - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menjelaskan kondisi keluarganya yang sampai menangis saat dirinya pergi ke Malang pasca tragedi Kanjuruhan.

Mochamad Iriawan kembali buka suara terkait desakan publik yang terus memintanya mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI pasca pecahnya tragedi Kanjuruhan.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu bersikukuh bahwa meninggalkan PSSI bukan penyelesaian masalah.

Kali ini, Mochamad Iriawan pun ikut menceritakan kisah keluarganya terkait dirinya yang harus menangani tragedi Kanjuruhan langsung di Malang.

Hal itu diceritakan Mochamad Iriawan saat menegaskan keyakinannya bahwa menanggalkan jabatan di tengah masalah adalah tindakan pengecut.

"Mundur menurut kami tidak menyelesaikan masalah," kata Mochamad Iriawan saat bertandang ke menara Kompas, Jumat (28/10/2022) dikutip dari Youtube Kompas TV.

"Kita tunggu KLB nanti ada pencalonan (Ketua Umum). Kalau saya mundur, saya pengecut, saya pecundang," tegasnya.

"Bisa saja saya mundur kemudian tidur pulang ke rumah, (namun) bagaimana mungkin saya meninggalkan apa yang terjadi sekarang," jelasnya.

"Saya delapan hari berada di Malang, anak istri saya menangis ketika itu.

Baca Juga: Di Balik Pengunduran Diri Juragan 99 dari Arema FC, Ada Tetes Air Mata yang Tak Tergambarkan Kata-kata

"Mereka meminta saya tidak ke Malang karena situasi masih berkabung dan tidak stabil. Namun saya tetap ke sana," ucapnya menceritakan.

"Saya harus menyikapi ini (tragedi Kanjuruhan) dengan ya ini transformasi Sepak Bola Indonesia saya lakukan," jelasnya.

"Kunjungan saya lakukan, Kita tunggu saja nanti (KLB)," imbuhnya.

Adapun sampai hampir sebulan terakhir, desakan agar Mochamad Iriawan mundur dari PSSI terus bergema setelah pecahnya tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.

Hal itu juga selaras dengan arahan dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.

Sebelumnya, TGIPF dalam laporannya kepada Presiden Joko Widodo meminta Ketum dan jajaran Exco PSSI untuk mundur sebagai bentuk tanggung jawab Moral.

Rekomendasi itu tertulis dalam laporan investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang sudah diserahkan ke Presiden Joko Widodo pada 14 Oktober 2022.

Selain itu, TGIPF juga merekomendasikan agar PSSI segera mengadakan kongres luar biasa (KLB) untuk memilih pengurus baru.

Adapun Mochamad Iriawan juga secara terbuka menyatakan bahwa PSSI berencana mempercepat KLB.

Keputusan itu adalah bagian dari hasil rapat jajaran Komite Eksekutif (exco) PSSI pada Jumat (28/10/2022) malam WIB.

Baca Juga: Di Balik Pengunduran Diri Juragan 99 dari Arema FC, Ada Tetes Air Mata yang Tak Tergambarkan Kata-kata



Source : Kompas.com
Penulis : Reno Kusdaroji
Editor : Reno Kusdaroji
Video Pilihan