"Bukan hanya satu pasang, tetapi mereka (China) punya lima pasang pemain dan kuat semua. Bahkan, Jepang, Korea kalau dulu misalnya pada 2008-2012 bahkan sulit banget untuk menembus wakil China," tutur Greysia.
"Mau main saja, menang setengah gim saja tetap kalah hasilnya. Bisa main rubber game sudah senang karena saking dominannya China pada saat itu dan sangat lama. Jadi, itu pemikiran yang merasakan bukan dari Indonesia saja, tetapi negara lain seperti Korea dan Jepang," lanjutnya.
Greysia lantas mengenang kembali apa hal yang kira-kira membuat para wakil Indonesia dulu sulit menang dari China.
Menurutnya, mental menjadi faktor yang mempengaruhi kekalahan ganda putri Indonesia dulu.
"Kenapa sih kami kalah terus? saat masuk lapangan sudah gemetar, sudah takut. Itu yang menurut saya berbeda dibandingkan sekarang. Sekarang persaingan jauh lebih merata," ucap pemain berusia 32 tahun itu.
"Kami punya kesempatan yang sama. Kalau dulu, bukan kami tidak punya kesempatan. Tetapi, karena mental yang membuat kami tidak punya kesempatan. Udah takut duluan karena sudah kalah duluan lawan China," ujar Greysia.
Terkait persaingan saat ini, Greysia menyatakan jika kesempatannya sudah sama dan merata.
Mental para pemain saat ini juga sudah sama dan tak lagi ada negara tertentu yang membuat takut.
"Sekarang, mental itu udah sama-sama. Mau China, Jepang, Korea, bahkan Bulgaria, Denmark, siapa yang siap di lapangan, dia yang menang," tutur Greysia.
Terlepas dari faktor mental, Greysia menuturkan tak banyak perubahan dari segi teknik dan permainan.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris - Liverpool Kalah Perdana, Juergen Klopp : Apa yang Bisa Saya Bilang Sekarang?
Source | : | BolaSport.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR