BolaStylo.com - Ganda putri Indonesia, Greysia Polii kembali mengenang masa dominasi ganda putri China di dunia bulu tangkis.
Saat ini, persaingan ganda putri dunia memang merata di 3 negara Asia Timur yakni Korea Selatan, Jepang dan China.
Namun, dulu ada masa dimana ganda putri China mendominasi sektor tersebut.
Salah satu yang merasakan benar dominasi China adalah ganda putri Indonesia, Greysia Polii.
Polii yang sudah berkarier bertahun-tahun dan berganti-ganti rekan itu merasakan benar bagaimana peta persaingan saat ini berubah.
Baca Juga: Presiden UFC Bela Conor McGregor Saat Diolok-olok Khabib Nurmagomedov, Ini Katanya!
"Kalau dilihat dari persaingan, itu jauh signifikan karena dulu kita tahu semuanya bahwa China terlalu kuat dan sangat mendominasi," kata Greysia sebagaiman dilansir dari BolaSport.com.
Greysia lantas melanjutkan, jika dulu China memiliki berpasang-pasang ganda putri kuat yang membuatnya kewalahan dan harus ekstra bekerja keras.
"Bukan hanya satu pasang, tetapi mereka (China) punya lima pasang pemain dan kuat semua. Bahkan, Jepang, Korea kalau dulu misalnya pada 2008-2012 bahkan sulit banget untuk menembus wakil China," tutur Greysia.
"Mau main saja, menang setengah gim saja tetap kalah hasilnya. Bisa main rubber game sudah senang karena saking dominannya China pada saat itu dan sangat lama. Jadi, itu pemikiran yang merasakan bukan dari Indonesia saja, tetapi negara lain seperti Korea dan Jepang," lanjutnya.
Greysia lantas mengenang kembali apa hal yang kira-kira membuat para wakil Indonesia dulu sulit menang dari China.
Menurutnya, mental menjadi faktor yang mempengaruhi kekalahan ganda putri Indonesia dulu.
"Kenapa sih kami kalah terus? saat masuk lapangan sudah gemetar, sudah takut. Itu yang menurut saya berbeda dibandingkan sekarang. Sekarang persaingan jauh lebih merata," ucap pemain berusia 32 tahun itu.
"Kami punya kesempatan yang sama. Kalau dulu, bukan kami tidak punya kesempatan. Tetapi, karena mental yang membuat kami tidak punya kesempatan. Udah takut duluan karena sudah kalah duluan lawan China," ujar Greysia.
Terkait persaingan saat ini, Greysia menyatakan jika kesempatannya sudah sama dan merata.
Mental para pemain saat ini juga sudah sama dan tak lagi ada negara tertentu yang membuat takut.
"Sekarang, mental itu udah sama-sama. Mau China, Jepang, Korea, bahkan Bulgaria, Denmark, siapa yang siap di lapangan, dia yang menang," tutur Greysia.
Terlepas dari faktor mental, Greysia menuturkan tak banyak perubahan dari segi teknik dan permainan.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris - Liverpool Kalah Perdana, Juergen Klopp : Apa yang Bisa Saya Bilang Sekarang?
Perubahan kecil hanya terjadi dari segi kecepatan, karena kini bulu tangkis memakai sistem poin rally 21 yang tentu membuat permainan bisa bertempo lebih cepat.
"Kalau ganda putri, dari perubahan secara teknik itu tidak jauh berbeda. Hanya sekarang lebih cepat karena tuntutan gim 21. Kekuatan mental juga berbeda secara signifikan," ucap Greysia.
Terkait perjumpaannya dengan para wakil China, Greysia juga menuturkan jika pertahanan China kala itu bagus dan sulit ditembus.
Ia pun mencoba memotivasi diri selama latihan.
Dan seiring berkembangnya zaman, ia dan ganda putri lain pun mulai bangkit dan bisa mengalahkan mereka.
"Saat latihan, saya berpikir bagaimana caranya latihan. Mau sampai kapan levelnya seperti ini, di bawah terus (pada saat itu)," aku Greysia.
"Dengan perubahan zaman, pada akhirnya terutama dengan perubahan mind set, mental ternyata kami bisa mengalahkan mereka."
"Nah, mulai dari situ dipupuk, mulai kebangun mind set. Misalnya, saat mau bermain terlihat kalau mereka tidak pemanasan. Mungkin saja dia meremehkan saya. Jadi saya harus lebih pede dengan pemanasan dulu. Mau kalah atau menang, saya tidak peduli," ucap Greysia.
Hal tersebut dinyatakan Greysia membuat pola pikir atlet menjadi lebih terbuka, percaya diri, dan lebih kuat.
Greysia sendiri kini masih aktif di dunia bulu tangkis dan berpasangan dengan Apriyani Rahayu.
Bersama Apri, Greysia saat ini menempati posisi 8 dunia.
Source | : | BolaSport.com |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR