BolaStylo.com - Terlahir dari keluarga muslim, mantan penyerang Manchester City, Edin Dzeko pernah jalani puasa Ramadan di tengah perang dan nyaris terkena bom.
Dentuman bom dan desingan senapan menjadi sarapan sehari-hari Edin Dzeko ketika menjalani puasa di bulan Ramadan.
Lahir di Sarajevo, 17 Maret 1986, Edin Dzeko menjadi warga negara Bosnia-Herzegovina setelah kemerdekaan di tanggal 1 Maret 1992 pasca perang Yugoslavia.
Tak hanya dari keluarga, latar belakang muslim kapten AS Roma ini juga dikarenakan mayoritas masyarakat Bosnia-Herzegovina yang beragama Islam.
Meski sudah merdeka, kemerdekaan tersebut masih ditentang oleh sebagian penduduk etnis Serbia yang berambisi menguasai wilayah bekas Yugoslavia.
Baca Juga: Afrika Dibuat Gempar dengan Pemberitaan Mike Tyson Operasi Ganti Kelamin
Perang pun tak terhindarkan, darah kembali mengalir di tanah Balkan selama bertahun-tahun pada saat itu.
Dzeko kecil yang kerap berlatih sepak bola di jalanan nyaris terkena ledakan bom andai tidak disuruh pulang oleh sang ibu.
Dilansir BolaStylo.com dari ThePlayersTribune, ia terpaksa menuruti permintaan sang ibu yang memintanya pulang meskipun sedang asyik-asyiknya berlatih sepak bola.
Beberapa menit setelah itu, jalanan tempat Dzeko berlatih bola luluh-lantak karena ledakan bom.
Baca Juga: Rossi dan Marquez Tak Akan Pernah Akur, Lorenzo Ungkap Alasannya!
"Selama masa perang terdapat saat dimana saya harus berhenti bermain sepak bola di jalanan karena ada suara sirene," ucap Dzeko.
"Itu tanda bahwa kami harus bersembunyi. Sebagai anak kecil saya tahu bahwa sedang terjadi perang.
"Tetapi sejujurnya saya tidak terlalu memikirkan itu. Orang tua saya yang selalu mengurus dan melindungi kami dengan baik," imbuhnya.
Terlahir dari keluarga muslim yang taat, Dzeko juga merupakan pesepak bola muslim taat sejak kecil, termasuk ketika menjalankan puasa di bulan Ramadan.
Baca Juga: Cemas! Justin Gaethje Takut dengan Bantingan Khabib Nurmagomedov
Meskipun ia harus menjalani ibadah tersebut di tengah peperangan, tak jarang dentuman bom dan desingan senjata terdengar saat itu.
Dzeko mengaku tidak memiliki banyak waktu untuk makan, termasuk salah satunya ketika sahur karena semua orang takut dan harus bersembunyi.
Menurutnya, pada saat itu setiap saat orang bisa saja tewas karena terkena tembakan atau ledakan bom.
"Tidak banyak waktu untuk makan termasuk ketika sahur," ujar Dzeko.
Baca Juga: Mengaku Sekarat Jadi Titik Balik Mike Tyson ke Jalan Pertobatan
"Kami semua takut dan harus bersembunyi ketika terdengar suara tembakan dan bom.
"Saat itu, Anda bisa tertembak kapan saja. Itu adalah pengalaman yang sangat mengerikan." imbuhnya.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR