BolaStylo.com - Oat mentah yang populer nikmat sebagai bahan campuran smoothie hingga puding ternyata kurang aman jika dikonsumsi tanpa diolah terlebih dahulu.
Oat mentah populer dikonsumsi sebagai bahan campuran berbagai macam makanan dan cemilan.
Karena oat mentah teksturnya bersifat lebih renyah dan nyaman untuk dikunyah dibandingkan yang sudah dimasak, menjadi lebih kental dan lengket.
Namun, sebenarnya mengonsumsi oat mentah tidak terlalu aman bagi tubuh.
Baca Juga: Meski Terdengar Aneh, Konsumsi Gedebog Pisang Ternyata Miliki 5 Khasiat Ajaib Ini
Oat memang dapat menjadi sumber makanan yang mengenyangkan, karena tinggi protein dan serat.
Di sisi lain, makan oat mentah bukan pilihan yang sehat karena sebelum diolah itu mengandung asam fitat yang tinggi.
Asam fitat merupakan zat yang ditemukan dalam gandum dan biji-bijian yang dapat mengganggu penyerapan mineral penting seperti kalsium, seng, dan besi.
Baca Juga: Benarkah Makan Larut Malam Menaikkan Berat Badan? Ini Mitos & Faktanya
Oleh karena itu, dianjurkan untuk menghindari asam fitat jika ingin menghindari masalah kekurangan mineral dalam tubuh.
Dikutip dari Kompas, sebenarnya ada cara yang dapat menghilangkan kandungan asam fitat dalam oat dan membuatnya dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah.
Ahli gizi C&J Nutrition, Stephanie Clarke, RD, dan Willow Jarosh, RD, mengatakan merendam oat semalaman dalam air matang dapat menghapus kadarnya.
Merendam oat dalam air matang tidak akan membuat oat menjadi mengembang seperti setelah di masak dan mempertahankan teksturnya yang renyah.
Baca Juga: Punya Penyakit Maag? 6 Obat Tradisional Ini Ampuh Atasi Luka Lambung
Selain itu, merendam oat juga membantu untuk memeah pati, sehingga oat lebih mudah dicerna.
Hal ini dapat membuat perut tidak kembung seperti ketika memasak oat itu sendiri.
Jadi, lebih baik untuk merendam oat semalaman terlebih dahulu jika ingin mengonsumsinya secara mentah sekaligus aman.
Baca Juga: Sumber Makanan & Minuman Terbaik Penambah Berat Badan & Pembentuk Otot
Source | : | kompas |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR