"Kalau saya kembali ke football family dan rule of the game, yang ada di dalam lapangan sesuai dengan kewenangan PSSI, yaitu mencari panpelnya," ujar Iwan Bule.
Baca Juga: Aksi Fair Play Pemain Timnas Futsal Indonesia Kena Hujat Netizen Tanah Air
"Seandainya pintu itu dibuka oleh panpel sekitar sepuluh menit sebelum kejadian, mungkin saja tidak akan separah ini," imbuhnya.
Karena itulah PSSI memberi hukuman berat untuk Panpel Arema FC, Iwan Bule pun tanpa ragu meyakini karier dari panpel tersebut sudah habis.
"Kalau saya intinya tidak keluar dari rule of the game. Kalau polisi menerapkan hukuman positif sedangkan kami akan menerapkan hukuman sepak bola," kata Iwan Bule.
"Yaitu dengan seumur hidup tidak berkecimpung lagi di sepak bola. Habis sudah kariernya." imbuhnya.
Baca Juga: Sebagian Pintu Stadion Tak Terbuka Pasca Tragedi Kanjuruhan, PSSI Bongkar Alasannya
Di sisi lain, kemurkaan netizen Tanah Air terhadap PSSI masih belum surut, Iwan Bule selaku Ketua Umum dinilai tak merasa bersalah dengan kejadian yang terjadi.
PSSI disebut memiliki andil besar atas Tragedi Kanjuruhan, hal ini tentu terkait kebijakan main malam dari PT LIB, padahal panpel Arema FC sudah meminta izin memajukan laga jadi sore hari.
Selain itu PSSI dinilai gagal menerapkan sistem keamanan yang seharusnya ramah bagi para penonton di stadion, hingga berakhir dengan tragedi mengenaskan.
Source | : | Kompas.com,bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR