COVID-19 - Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Logam, Kaca, Plastik, Kardus, Udara?

Taufik Batubara Rabu, 18 Maret 2020 | 17:48 WIB
Virus SARS-CoV-2 virus, juga disebut novel coronavirus, menyebabkan Covid-19. (CDC)

Temuan menunjukkan virus mungkin bertahan lama di gagang pintu, yang dilapisi plastik atau dilaminasi, dan permukaan keras lainnya.

Namun, para peneliti menemukan bahwa permukaan tembaga cenderung membunuh virus dalam waktu sekitar 4 jam.

Selain itu, ada pilihan yang lebih cepat: penelitian telah menunjukkan bahwa virus corona dapat dimatikan dalam 1 menit melalui disinfeksi permukaan dengan alkohol 62-71%, atau pemutih hidrogen peroksida 0,5%, atau pemutih rumah tangga yang mengandung 0,1% natrium hipoklorit.

Suhu dan kelembaban yang lebih tinggi juga cenderung menyebabkan virus corona lain mati lebih cepat, meski penelitian telah menunjukkan bahwa virus corona terkait yang menyebabkan Sars dapat terbunuh oleh suhu di atas 56 derajat Celcius atau 132 derajat Fahrenheit pada tingkat sekitar 10.000 partikel virus setiap 15 menit.

Meskipun tak ada data pasti tentang berapa banyak partikel corona dalam satu tetesan yang terbatuk oleh orang terinfeksi, penelitian tentang virus flu menunjukkan bahwa tetesan yang lebih kecil dapat mengandung puluhan ribu salinan virus influenza.

Namun, ini dapat bervariasi tergantung pada virus itu sendiri, di mana di saluran pernapasan tersebut ditemukan, dan pada tahap apa dalam infeksi orang tersebut.

Pada pakaian dan permukaan lain yang lebih sulit disucihamakan, belum jelas berapa lama virus bisa bertahan.

Vincent Munster, kepala bagian ekologi virus di Rocky Mountain Laboratories dan salah satu pemimpin penelitian NIH, mengatakan masih mengujinya pada pakaian.

Serat alami penyerap dapat menyebabkan virus cepat kering.

"Kami berspekulasi, karena bahan berpori, itu cepat kering dan mungkin menempel pada serat," kata Munster.

Perubahan suhu dan kelembaban juga dapat mempengaruhi berapa lama virus corona dapat bertahan.

Dari situ dapat dijelaskan mengapa virus korona kurang stabil dalam tetesan yang menggantung di udara, karena lebih terbuka.

“Kami sedang menjalankan percobaan tindak lanjut untuk menyelidiki efek suhu dan kelembaban secara lebih rinci.”

Menurut Munster, kemampuan virus untuk bertahan lama benar-benar menggarisbawahi pentingnya kebersihan tangan dan pembersihan permukaan.

"Ada potensi virus ini ditularkan melalui berbagai rute," jelas Munster.



Source : BBC.com
Penulis : Taufik Batubara
Editor : Taufik Batubara
Video Pilihan