COVID-19 - Inilah Makna Lockdown di Sejumlah Negara

Taufik Batubara Kamis, 19 Maret 2020 | 18:04 WIB
Sejumlah tenaga media di Wuhan, Hubei, berpose dengan membentangkan bendera China di sebuah tempat perawatan yang sudah tanpa pasien Covid-19. (THESTAR.COM.MY)

Prancis

Penguncian (lockdown) penuh Prancis dimulai tengah hari pada Selasa (17/3/2020).

Orang-orang dilarang meninggalkan rumah kecuali untuk membeli makanan atau kebutuhan pokok.

Mengunjungi dokter atau mendapatkan pekerjaan yang disertifikasi tidak dapat dilakukan dari rumah.

Mereka harus membawa dokumen khusus, yang menyatakan mengapa mereka berada di luar, untuk ditunjukkan kepada pasukan keamanan. Sekitar 100.000 petugas polisi telah dikerahkan untuk menegakkan perintah lockdown, dengan pos pemeriksaan akan didirikan secara nasional.

Ini adalah batasan terberat pada kehidupan publik di luar masa perang.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan pertempuran melawan virus corona dengan kalimat, "Perang kesehatan masyarakat... melawan musuh yang tak terlihat dan sulit dipahami."

"Tidak ada lagi pertemuan di luar, tidak ada lagi melihat keluarga atau teman di jalan atau di taman."

Prancis sudah menutup semua bar, restoran, dan toko-toko non-esensial dari tengah malam pada Sabtu (14/3/2020). Sedangkan semua sekolah dan universitas ditutup sejak Senin (16/3/2020) pagi.

Mirip di Indonesia, ternyata masih ada saja orang berkumpul.

Melihat banyak orang terus berkumpul di luar, pemerintah Paris menutup semua taman dan kebunnya.

California, AS

San Francisco dan lima county Bay Area lainnya di California memerintahkan semua penduduk untuk "berlindung di tempat" guna mengekang penyebaran virus corona.

Itulah lockdown pertama di Amerika Serikat (AS).

Efektif hingga 7 April 2020, ini adalah perintah sukarela, yang mengarahkan penghuni untuk tinggal di dalam kecuali benar-benar diperlukan. Semua bisnis yang dianggap tak penting, seperti bar dan pusat kebugaran, diperintahkan untuk ditutup.

Semua pekerja bar dan pusat kebugara itu diminta bekerja dari rumah.

Namun, toko kelontong, apotek, laundry, restoran yang melayani takeaway, pompa bensin dan "bisnis penting" lainnya akan tetap terbuka.

Layanan kota seperti pengambilan sampah akan terus berlanjut.

Penghuni dapat meninggalkan rumah mereka untuk tugas-tugas penting, latihan dan tugas perawatan, tetapi telah diminta untuk menjaga jarak 6 kaki (1,8 meter) dari orang lain.

Semua pertemuan non-esensial dari berbagai ukuran dilarang, termasuk perjalanan tak penting seperti berjalan kaki, sepeda, skuter, mobil atau angkutan umum.

Bandara, taksi, dan angkutan umum akan terus berjalan, tetapi hanya untuk perjalanan yang esensial.

Keberhasilan Lockdown

Untuk pertama kali sejak lockdown, China mengumumkan tak ada kasus domestik baru yang terinfeksi Covid-19 di negeri itu.

Dalam rapat Kamis (19/3/2020), Komisi Kesehatan Nasional China menegaskan, pada hari sebelumnya, Rabu, tak ada lagi warganya yang terkonfirmasi Covid-19.

Memang ada 34 orang yang terinfeksi, tapi itu kasus yang masuk ke China dari negara lain.

China Daily melaporkan, lockdown di Wuhan kemungkinan akan dicabut.

Hingga artikel ini dibuat, ada 80.929 warga China daratan yang positif terinfeksi Covid-19, sebanyak 3.245 di antaranya meninggal.

Di Indonesia, jumlah terus meningkat, dari sehari sebelumnya 227 menjadi 309 hingga Kamis (19/3/2020) pukul 12.00 WIB.

Jumlah yang meninggal di Indonesia juga melonjak dari 19 orang menjadi 25.

Meski begitu, dengan berbagai pertimbangan, Pemerintah Indonesia belum berencana menerapkan lockdown.

Secara global, hingga Kamis (19/3/2020) virus corona telah menginfeksi setidaknya 221.568 dan membunuh 8.999 orang.



Source : Theguardian.com
Penulis : Taufik Batubara
Editor : Taufik Batubara
Video Pilihan