Balotelli Kecil Cuci Tangan Pakai Air Panas, Agar Kulitnya Jadi Putih

Eko Isdiyanto Rabu, 9 Desember 2020 | 06:00 WIB
Selebrasi kontroversi Mario Balotelli 'Why Always Me?' saat Manchester City mengalahkan Manchester United 6-1 di Stadion Old Trafford. (TWITTER.COM/VIAPLAYFOTBOLL)

BolaStylo.com - Kisah pilu Mario Balotelli saat masih anak-anak, tumbuh dengan cacian dan hinaan rasialis hanya karena memiliki warna kulit hitam.

Mario Balotelli sejak kecil memang tumbuh di daerah yang sering kali menjadi sasaran rasisme, tepatnya di Lombardy daerah kelas menengah Brescia, bagian utara Italia.

Tindakan ekstrem pernah dilakukan Mario Balotelli kecil agar dapat menjadi seperti orang lain dan diterima anak-anak kulit putih di sekolahnya.

Dilansir BolaStylo.com dari The Sun, Mario Balotelli pernah nekat mencuci tangannya dengan air panas dengan tujuan agar kulitnya menjadi putih.

Tak hanya itu, Balotteli juga pernah mewarnai kulitnya menggunakan spidol berwarna merah muda agar teman-teman sekelasnya menyukainya.

Baca Juga: Petik Pelajaran Berharga dari Marahnya PSSI Kepada Shin Tae-yong

Tiziana Gatti, salah satu mantan guru Balotteli saat masih sekolah membenarkan jika anak didiknya itu mengalami masalah identitas.

"Saya bertanya kepadanya, bagaimana kamu memandang dirimu sendiri?" tanya Tiziana Gatti kepada Balotelli kecil.

"Dia justru bertanya kepadaku, dan lebih dari sekali, apakah hatinya juga berwarna hitam.

"Dia melakukan itu agar bisa setara dengan yang lain, karena dia takut tidak akan diterima," imbuhnya.

Baca Juga: RB Leipzig Vs ManUnited - Setan Merah Tak Mau Main di Liga Europa

Dalam kesempatan yang berbeda, Balotteli pernah mengungkap perlakukan mengerikan yang sering ia terima dari orang di sekitarnya.

Pesepakbola berjuluk Super Mario ini juga mengaku masih ingat ketika seorang teman bertanya kepadanya soal apakah warna hati yang dimilikinya.

"Saat masih kecil, Anda tidak akan mengerti kenapa anak-anak lain bersikap jahat," ucap Balotelli dikutip dari Get France Football News.

"Saya ingat di sekolah, seseorang anak pernah bertanya kepadaku sambil tertawa, apakah saya punya hati (berwarna) putih atau hitam.

Baca Juga: Barcelona Vs Juventus - Perhartian Koeman Tertuju pada Cristiano Ronaldo

"Saya ingat pernah berkata kepadanya, saya tidak tahu. Saya kemudian bertanya kepada ibu dan ayah.

"Mereka menjelaskan jika orang tua kandung saya berasal dari Afrika dan semua orang di Afrika berkulit hitam," imbuhnya.

Ketika usia Balotelli menginjak tiga tahun, ia diadopsi secara tidak resmi oleh pasangan Yahudi dari Concesio, kota kecil di kaki Gunung Spina.

Mereka adalah Francesco dan Silvio Balotelli, awalnya pasangan ini hanya ingin menghabiskan beberapa hari dalam seminggu bersama anak tersebut.

Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Ungkap Alasan Febri Hariyadi Tolak Klub Thailand

Hingga akhirnya mereka kemudian mengadopsinya dan menyematkan Balotelli di nama belakang dan membuatnya menjadi anak angkat.

Rasisme kulit hitam masih diterima Balotelli hingga ia membela klub masa kecilnya di Liga Italia, Brescia pada musim lalu.

"Dalam sepak bola, saya selalu akan tersisih bahkan ketika di sekolah. Kemudian saya juga menjadi karakter berbeda dengan orang lain," ujar Balotelli.

"Jika ada yang salah, maka itu adalah kesalahan saya." imbuhnya.

Baca Juga: Atasi Insomnia, Buah Ini Dikenal Dunia Kesehatan Jadi Pil Tidur Alami

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : thesun.co.uk,Get Football News France
Penulis : Eko Isdiyanto
Editor : Eko Isdiyanto
Video Pilihan