"Begitu pula, arena Indonesia dianggap sebagai rumah bulu tangkis seumur hidup sejak acara perdananya – Piala Thomas 1961."
Padahal jika menilik pada jumlah penonon, Istora tentu memiliki kapasitas yang lebih sedikit ketimbang Stadion Wembley.
Istora diketahui berkapasitas 7.166 tempat duduk, sementara saat Stadion Wembley menjadi tempat pertandingan final Piala Dunia 1966 antara Inggris vs Jerman, ada sekitar 90 ribu lebih pendukung yang memadati stadion.
Baca Juga: Rexy Mainaky Dkk Disentil Mantan Internal BAM Soal Target Commonwealth Games 2022!
Terlepas dari pujian BWF, Federasi Bulu Tangkis Dunia itu bukan satu-satunya yang terkesan dengan atmosfer dukungan di Indonesia, beberapa pebulu tangkis negara lain seperti An Se Young juga mengakuinya.
Tunggal putri nomor 1 Korea Selatan itu mengakui jika para penggemar bulu tangkis Indonesia luar biasa dan dia merasa mendapatkan banyak dukungan.
"Para penggemar luar biasa. Ada begitu banyak cinta di sini dari mereka," ucap pemain tunggal putri asal Korea Selatan An Se Young.
"Saya benar-benar ingin pergi ke kerumunan dan berterima kasih kepada mereka karena selalu mendukung saya."
Tak cuma An Se Young, ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana pun mengakui betapa luar biasanya dukungan dari suporter Indonesia di lapangan.
"Itu benar-benar gila di luar sana. Para penggemar terus-menerus berteriak dan bersorak untuk kami," ucap Pramudya Kusumawardana.
Dengan atmosfer yang luar biasa tersebut, wajar jika banyak pebulu tangkis dunia merasakan kesan tersendiri saat tampil di Istora.
Source | : | BolaSport.com,BWF Badminton |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |