BolaStylo.com - Pedangdut Juwita Bahar mengaku sempat mengalami koma selama 15 hari hingga harapan hidupnya disebut tinggal 50 persen akibat diet.
Diet adalah salah satu cara yanuntuk mencapai penurunan berat badan yang cepat.
Membatasi asupan karbohidrat dapat menyebabkan penurunan lemak tubuh yang signifikan dan peningkatan atau retensi massa otot.
Dilansir dari laman Diabetes.co.uk, sebuah penelitian di Australia menunjukkan bahwa orang gemuk mampu menurunkan rata-rata 15 kilogram selama satu tahun dengan mengurangi konsumsi karbohidrat.
Baca Juga: Ampuh Turunkan Berat Badan, Diet Atkins Punya Efek Buruk untuk Kesehatan
Jumlah penurunan berat badan tersebut 3 kilogram lebih banyak dari yang dicapai diet rendah lemak yang digunakan dalam penelitian.
Namun, masih masyarakat awam medis yang suka menjalankan program diet suka-sukanya sendiri.
Padahal, program diet yang dijalankan serampangan, tidak sesuai kondisi tubuh dan kebutuhan kita, bisa berakibat fatal.
Baca Juga: Beberapa Bahan Dapur Ini Ternyata Ampuh Rontokkan Lemak Perut
Hal ini seperti yang dialami oleh pedangdut Juwita bahar semasa menjalani program diet karbohidrat yang dia jalani selama dua tahun.
Alih-alih memiliki badan yang sehat, Juwita justru mengalami masalah kesehatan serius.
Saat itu, angka harapan hidup Juwita bahkan disebut hanya 50 persen.
Baca Juga: Turunkan Berat Badan dengan 4 Sayur yang Berkalori Rendah Ini
"Enggak tahu sih, kata dokter aku kanker otak atau virus otak, apalah soal otak. Tapi aku kurang tahu pasti meningitis atau apa. Kata dokter kesempatan hidup 50:50, kalau hidup akan lumpuh kayak Gugun Gondrong," ucap Juwita dikutip dari Kompas.com, Jumat (8/1/2021).
Belajar dari Juwita Bahar, ada beberapa akibat jika tubuh kurang karbohidrat.
Melansir dari laman Science Daily, berikut ini penyebab pola makan rendah karbohidrat berbahaya untuk kesehatan.
1. Tubuh kehilangan gizi
Ahli gizi teregistrasi dan pendiri The Better Nutrition Program, Ashley Moff mengatakan, karbohidrat kerap dipandang buruk oleh banyak orang.
Padahal, karbohidrat datang dalam berbagai bentuk. Karbohidrat yang lebih menyehatkan dapat memberikan tubuh kita nutrisi penting, di antaranya serat, mineral, vitamin seperti magnesium dan B12, serta antioksidan.
Ketika seseorang mengurangi drastis atau benar-benar menghentikan konsumsi karbohidrat, orang tersebut berisiko mengalami kekurangan nutrisi jika tidak menggantinya dengan sumber makanan lain.
Baca Juga: Madu Bisa Bantu Turunkan Bobot 5 Kg dalam Seminggu, Begini Caranya
2. Tidak cukup serat
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan lebih banyak serat memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan cenderung memiliki lebih banyak bakteri menguntungkan dalam mikrobioma.
3. Mengganggu fungsi otak
Para ilmuwan memperkirakan bahwa otak mengonsumsi sekitar 120 gram karbohidrat setiap harinya dan otak kita menyumbang sekitar 20 persen dari total energi (kalori) yang dibakar setiap hari.
Saat pertama kali memulai diet rendah karbohidrat, kita mungkin akan mengalami kabut otak, kelelahan mental dan perubahan suasana hati karena sumber bahan bakar utama tubuh tiba-tiba menghilang.
Setelah tubuh bisa menyesuaikan diri, gejala-gejala tersebut mungkin akan mereda, tetapi efek awal tersebut adalah bagian dari alasan mengapa diet rendah karbohidrat sangat sulit untuk dipatuhi.
Baca Juga: Tips Menurunkan Berat Badan: 5 Buah yang Harus Anda Hindari saat Diet
4. Memicu gangguan makan
Karbohidrat bukanlah satu-satunya makronutrien yang terkait dengan gangguan makan.
Namun, perlu diingat bahwa memangkas total kelompok makanan mana pun dapat berkontribusi terhadap pengembangan hubungan yang buruk dengan makanan.
Di luar kaitannya dengan pengembangan penyakit, memangkas kelompok makanan tertentu, terutama karbohidrat, juga bisa menghambat performa olahraga kita dan menyebabkan usaha kebugaran kita menjadi "stuck" alias jalan di tempat.
View this post on Instagram
Source | : | kompas |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |
KOMENTAR