BolaStylo.com - Anggapan daging kambing yang bisa membahayakan kesehatan tubuh ternyata tidak benar dan justru lebih bagus dibandingkan daging jenis lainnya.
Hari Raya Idul Adha akan tiba, dan sebentar lagi masakan dari daging merah seperti daging sapi dan daging kambing akan menghiasi meja makan di rumah Anda.
Salah satu yang menjadi perhatian banyak orang ialah untuk tak terlalu banyak memakan daging kambing karena dianggap berbahaya bagi kesehatan, terutama jantung.
Daging kambing terkenal punya reputasi buruk di mata masyarakat Indonesia karena dianggap sumber lemak dankolesterol serta penyebab hipertensi.
Namun ternyata, berbagai penelitian dan ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa anggapan tersebut salah kaprah.
Daging kambing justru menjadi jenis daging yang paling sehat di antara daging merah lainnya.
Data dari Departemen Pertanian AS, daging kambing (per 100g) menghasilkan kalori paling sedikit dibanding daging ayam, sapi, babi, dan domba.
Baca Juga: Cara Mudah Empukkan Daging Sapi Secara Alami, Cukup Pakai 4 Bahan Ini
Tak hanya itu, kandungan lemak dan kolesterol pada daging kambing pun paling rendah meski jumlah proteinnya setara dengan daging merah lainnya.
Bahkan, daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dari ayam, yang lebih sering dikonsumsi setiap hari.
Sebuah penelitian pada tahun 2014 membuktikan bahwa daging kambing tidak memiliki efek buruk terhadap tekanan darah, ia bukanlah pemicu hipertensi.
Pihak Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pun membenarkan bahwa daging kambing tidak berbahaya bagi tubuh.
Baca Juga: Apakah Daging Kambing Sehat? Ini Penjelasannya
Seorang Dokter spesialis gizi, Samuel Oetoro membedah mengapa anggapan daging kambing berbahaya tersebar luas di masyarakat Indonesia.
Dr Samuel Oetoro berspekulasi bahwa rumor mengerikan itu muncul atas sensasi yang dirasakan tubuh setelah menyantap hidangan berbahan daging kambing.
Menurut survei, tubuh akan merasakan sensasi hangat saat menyantap daging kambing yang disajikan dengan gulai, tengkleng, sate dll.
Sensasi hangat setelah makan daging kambing ini yang membuat masyarakat Indonesia berpikir tensinya naik.
Baca Juga: 4 Fakta Daging Kambing yang Harus Kamu Tahu, Dari Mulai Bantu Atasi Anemia Hingga Bagus untuk Kulit
"Sehingga timbul rumor, hangat itu dipikir tensinya naik, gairahnya meningkat; sebenarnya enggak," kata Dr Samuel di Rs Siloam Semanggi, Jakarta Selatan.
"Kenapa panas? karena daging kambing itu thermogenic effect-nya tinggi," imbuhnya, dikutip dari laman Kemkes.go.id.
Lebih lanjut, ia menjelaskan efek termogenik (panas) itu muncul akibat organ pencernaan memproses bahan makanan dalam tubuh, yang sebenarnya wajar terjadi.
Hanya saja, daging kambing memberi efek termogenik yang lebih tinggi ketimbang daging lainnya.
"Karena daging kambing itu (untuk) dicernanya lebih membutuhkan energi," jelasnya.
Meski begitu, Dr Samuel tetap mewanti orang-orang untuk makan gulai, sate, dll yang berbahan baku daging kambing.
Baca Juga: Pro Kontra di Balik Daging Buatan, Surganya para Vegan & Vegetarian
Karena dalam masakan daging kambing ada bahan baku lain yang justru terbukti bisa memicu hipertensi, yaitu garam.
Penelitian Sunagawa, dkk pada tahun 2014 membuktikan bahwa mengonsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi memicu kenaikan tekanan darah pada tubuh.
Oleh karena itu, mencegah risiko terkena hipertensi bukanlah dengan mengurangi konsumsi daging kambing.
Melainkan mengurangi pemakaian garam berlebihan dalam segala jenis hidangan makanan.
"Makan sup kambing enggak apa-apa, selama garamnya jangan berlebihan, dalam bentuk garam dapur maupun MSG. Terus pilihan dagingnya jangan yang berlemak, jangan jeroan," kata Samuel.
Baca Juga: Kamu Harus Tahu! 4 Makanan Enak Ini Tidak Baik untuk Hati
Natrium atau Sodium (Na) dalam garam (NaCl) merupakan elektrolit yang berfungsi mengatur air di dalam tubuh.
Mengonsumsi natrium yang berlebihan akan mengikat lebih banyak air yang disimpan dalam pembuluh darah, inilah yang menyebabkan tekanan darah meningkat.
Samuel menambahkan, dalam satu sendok teh (5 gram) garam, terkandung Natrium sebanyak 2 gram.
"Belum lagi, (dalam sup kambing) dia tambahin lagi MSG, Monosodium Glutamat. Jadi berapa banyak natrium yang Anda makan?" imbuhnya mempertanyakan.
"Sebelum memakan makanan yang tinggi lemak, tinggi garam, makanlah buah dan sayur," pungkasnya.
View this post on Instagram
Source | : | p2ptm.kemkes.go.id |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |
KOMENTAR